Informasi penting itu akhirnya sampai ke pemuda-pemuda di Jakarta yang langsung mendesak proklamasi kemerdekaan Indonesia. Mereka khawatir Indonesia kehilangan momentum dari kekalahan Jepang tersebut.
Lantas, di hari yang sama, Soekarni, Chaerul Saleh, Eri Sudewo, Johan Nur, dan Abu Bakar Lubis mulai menyusun teks proklamasi di Asrama Prapatan Nomor 10, Jakarta. Asrama tersebut dikenal sebagai lokasi gerakan bawah tanah para pemuda.
(Qur'anul Hidayat)