Wafid pun mengatakan, bahwa isu tentang gempa bumi megathrust dan potensi terjadinya tsunami yang saat ini muncul, sebetulnya telah muncul beberapa kali, antara lain tahun 2004, 2018, 2022, dan terakhir tahun ini 2024, yang cukup masif di masyarakat.
“Dan juga banyak sekali yang menanyakan hal itu baik dari kalangan geologis sendiri atau ilmu kebumian sendiri maupun masyarakat awam, bahkan para remaja pun juga tertarik dengan isu-isu ini,” bebernya.
Zona megathrust di Indonesia, kata Wafid, membentang mulai dari barat Pulau Sumatra, kemudian selatan Jawa hingga Bali dan Nusa Tenggara, kemudian di Laut Banda, utara Papua, utara Sulawesi, timur Sulawesi utara dan barat Halmahera serta timur Laut Halmahera.
“Zona megathrust yang membentang di barat Pulau Sumatra, selatan Jawa hingga Bali dan Nusa Tenggara, lebih dikenal sebagai busur Sunda dan berdasarkan catatan badan geologi selama tahun 2022 hingga 2024 telah terjadi beberapa kejadian gempa bumi di selatan Jawa yang berkaitan dengan aktivitas pada zona penunjaman megathrust maupun intraslab,” pungkasnya.
(Awaludin)