Di sisi lain, Ali mengungkap alasan mendukung Agus-Dwi Fajar untuk menjadi Bupati dan Wakil Bupati Boyolali periode 2024-2029, karena mengedepankan sikap rendah hati atau tawadhu. Artinya, kata dia, Agus ingin merasa mendengarkan nasihat dari para tokoh masyarakat dan tokoh agama di Boyolali.
“Jadi pimpinan, jadi pejabat jangan seperti tidak butuh, kalau di tingkat pusat misal ada fatwa, ada nasihat, peran ulama. Itu harus dijadikan kontrol moral dan kontrol pembangunan. Jadi peran ulama, peran ormas Islam itu sebenarnya bisa menjadi penguat di program-program pemerintah. Jangan malah ditinggalkan, didiskreditkan, dianggap sebagai musuh, pesaing, ini jangan. Harus jadi mitra,” pungkasnya.
(Awaludin)