BEIRUT - Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani menyebut serangan Israel terhadap Lebanon “gila”. Kanaani memperingatkan “konsekuensi berbahaya” dari “petualangan baru” Israel.
Jumlah korban serangan Israel ke Lebanon bertambah menjadi 274 orang. Jumlah tersebut termasuk 21 anak anak, 39 wanita dan tim medis. Seribu lainnya mengalami luka luka, demikian dikutip Al Jazeera.
Banyaknya korban jiwa di Lebanon karena, Israel menyerang secara membabi buta. Mereka seperti tak mengenal hukum perang karena menargetkan rumah-rumah penduduk, pusat-pusat medis, ambulans dan mobil-mobil warga yang berusaha keluar dari Lebanon.
Demi menjaga keselamatan, semua taman kanak-kanak di seluruh Lebanon telah ditutup dan sekolah akan ditutup selama dua hari. Terutama daerah yang terkena serangan Israel.
Rekaman yang dibagikan di media sosial menunjukkan puing-puing berserakan di jalan di kota al-Duwayr, yang terletak di Nabatiyeh, saat penduduk terdengar berteriak panik.
Video yang diverifikasi oleh Al Jazeera juga menunjukkan ambulans yang rusak dalam serangan itu. Menteri Kesehatan Lebanon Firass Abiad mengatakan bahwa kementerian sedang berupaya untuk memastikan mereka yang terluka dalam serangan Israel mendapatkan perawatan kesehatan yang mereka butuhkan.
Menteri Kesehatan bahkan meminta rumah sakit memberi ruang bagi yang terluka dari selatan dan mengabaikan sakit sakit kecil.
Tujuannya, agar pusat-pusat pertolongan pertama diubah menjadi tempat yang dapat menerima korban luka. "Bagi pengungsi yang menderita kanker, gagal ginjal, dan penyakit kronis lainnya, kami berencana untuk melanjutkan perawatan mereka di berbagai pusat medis," ujar Abiad.
Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL) telah menyatakan “keprihatinan besar” terhadap kesejahteraan dan keselamatan warga sipil yang tinggal di Lebanon selatan. “UNIFIL menegaskan kembali seruannya yang kuat untuk solusi diplomatik dan mendesak semua pihak untuk memprioritaskan kehidupan warga sipil dan memastikan mereka tidak berada dalam bahaya,” tulisnya di X.