Proses pemulangan artefak tersebut diawali dengan penandatanganan kesepakatan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, dan Ilmu Pengetahuan Belanda Eppo Egbert Willem Bruins di Wereldmuseum, Amsterdam, yang juga dihadiri oleh Duta Besar RI untuk Belanda, Mayerfas.
“Tentunya ini juga sebagai wujud restorasi identitas bangsa Indonesia,” ungkap Andreas.
Artefak yang direpatriasi meliputi berbagai benda dari koleksi perang Puputan Badung yang diambil selama pendudukan Belanda di Bali pada tahun 1906, dan arca-arca bersejarah dari Candi Singhasari di Jawa Timur. Adapun koleksinya ialah satu arca Ganesha, arca Brahma, arca Bhairawa, dan arca Nandi yang sebelumnya sudah dipulangkan pada repatriasi tahun 2023.
Menurut Andreas, pemulangan artefak bersejarah ini merupakan bukti nyata pelestarian warisan budaya dan sejarah bangsa yang tidak pernah berhenti.
“Momen ini penting untuk menunjukkan kita mampu merebut kembali sejarah dan melestarikan nilai-nilai budaya yang menjadi bagian dari identitas negara," tutur Legislator dari Dapil NTT I itu.