JAKARTA - Ketegangan yang meningkat antara Israel dan Iran, kini semakin mendekati konfrontasi langsung. Melansir The Guardian, pada Selasa (1/10) malam, Iran meluncurkan serangan besar-besaran dengan rudal berkecepatan tinggi ke arah Israel.
Inilah serangan terbesar yang pernah dilancarkan Iran terhadap musuh regionalnya tersebut. Serangan ini sebagian besar berhasil digagalkan sistem pertahanan udara Israel dengan bantuan dari sekutu-sekutunya, termasuk Amerika Serikat dan Inggris. Meski Iran menyebut memiliki akurasi 90%.
Serangan ini terjadi setelah perang Israel di Gaza yang telah menyebabkan kematian sekitar 40.000 warga Palestina. Konflik ini bermula setelah serangan militan Hamas pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan sekitar 1.200 warga Israel.
Selain itu, Israel telah memperluas serangan ke Lebanon, tempat sekutu utama Iran di kawasan tersebut, yaitu Hizbullah yang telah menembakkan roket ke Israel utara sebagai respons atas perang yang terjadi di Gaza. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan bahwa Iran telah membuat kesalahan besar dan berjanji bahwa Iran akan membayar atas serangan ini.
Meskipun Iran menyatakan serangannya terhadap Israel telah berakhir, mereka tetap siap untuk melakukan serangan lanjutan jika Israel merespons. Melalui akun instagram Al Jazeera, dibagikan sebuah postingan data-data yang membandingkan kekuatan militer kedua negara tersebut.
Menurut laporan The Military Balance 2023 yang diterbitkan oleh International Institute for Strategic Studies (IISS), Israel memiliki 169.500 personel aktif yang terdiri dari 126.000 di angkatan darat, 9.500 di angkatan laut, dan 34.000 di angkatan udara. Israel memiliki 465.000 tentara cadangan.
Sementara itu, Iran memiliki 610.000 personel aktif. Rinciannya meliputi 350.000 di angkatan darat, 190.000 di Korps Garda Revolusi Islam atau Iran’s Islamic Revolutionary Guard Corps (IRGC), 18.000 di angkatan laut, 37.000 di angkatan udara, dan 15.000 di pertahanan udara. Selain itu, Iran juga memiliki 350.000 tentara cadangan.