Di tengah jalan, di daerah Ponorogo konon Musso tertahan oleh penjaga keamanan di jalan. Lalu menurut cerita, Musso tak mau ditahan oleh penjaga jalan itu. Musso lantas berusaha melarikan diri dengan kudanya. Tapi Musso lantas ditembak, namun Musso memberikan perlawanan dan terjadi aksi tembak menembak.
Musso pun tertembak oleh pasukan penjaga di daerah tersebut. Soemarsono sempat membawa pasukan tiga batalyon, tapi yang riil nyata kira-kira hanya dua batalyon, dengan senjata lengkap. Namun karena pemerintah pusat sudah menganggap gerakan itu sebagai pemberontakan, pemerintah mengerahkan kekuatan penuh untuk memberantasnya.
Soemarsono yang memimpin front nasional sebagai gubernur militer, setelah Musso tertembak lantas tertangkap oleh Belanda. Saat itu tahun 1948 memang posisi Indonesia juga masih berusaha mempertahankan kemerdekaan dari Belanda dan sekutunya.
Saat itu Soemarsono konon ditipu oleh seorang kepala desa karena diundang makan. Saat kepala desa itu mengundang Soemarsono, dengan dipotongkan ayam, karena lapar. Tapi entah bagaimana caranya akhirnya Belanda darang dan langsung menangkapnya.
(Khafid Mardiyansyah)