JAKARTA - Rendahnya gaji hakim turut mengundang pilu dalam kehidupan yang sehari-hari. Salah satunya dialami salah satu hakim dari Pengadilan Negeri (PN) Sampang, Aji Prakoso.
Di hadapan pimpinan dan sejumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), ia menuturkan sebuah pengalaman pahit, kala mertuanya meninggal dunia di kampung halaman.
Dengan terbatasnya uang, ia beserta sang istri tak bisa hadiri prosesi pemakaman mertuanya. Dengan suara bergetar, ia mengaku harus menghibur sang istri yang tengah berduka.
"Kami tidak bisa untuk berada di pemakaman orangtua kami. Saya harus menghibur orang istri saya, karena orangtuanya meninggal, ya orangtua saya juga. Dan menyampaikan permohonan maaf, bahwa kita tidak bisa pulang ke Denpasar pada saat itu," tutur Aji saat SHI beraudiensi bersama pimpinan DPR RI, Selasa (8/10/2024).
Menurutnya, pengalaman pahit terkait kesejahteraan juga dialami oleh para hakim lainnya di Indonesia. "Tidak sedikit yang harus berpisah, akhirnya bercerai dengan pasangannya karena persoalan ekonomi ini," terang Aji.
Aji menyadari, ekonomi rakyat sedang tak baik-baik saja. Namun, ia menekankan bahwa pihaknya tak menuntut kekayaan. Ia berkata, pihaknya hanya ingin gajinya dinaikkan satu kali lipat lebih dari besaran saat ini.
"Kami hanya meminta besaran kenaikan 142 persen. Tidak ada setengahnya dari 300 persen kenaikan gaji pegawai Kemenkeu. Padahal ancaman terhadap keamanan kami, ancaman terhadap jiwa kami, jiwa keluarga kami, itu nyata di depan mata," terang Aji.
Ia pun mengaku, keluarganya pernah terancam saat menangani perkara pembunuhan. "Posisi saya harus nginap di kantor karena harus men-draft putusan, istri dengan tiga orang anak kecil, tidak punya ART karena keterbatasan ekonomi, menyampaikan, ‘yah rumah bolak-balik didatangi orang malam-malam, pintunya juga digedor’. Ini kondisi nyata," ujar Aji.
"Saya sampaikan hubungi tetangga. Ini bukan cerita saya saja, tapi cerita rekan-rekan hakim yang ada di Indonesia. Kami tidak minta menjadi kaya raya tidak, tapi kami minta negara hadir," katanya.
(Arief Setyadi )