Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Mengurai Kelam Judi Online di Pondok Cahaya Sayung

Taufik Budi , Jurnalis-Senin, 14 Oktober 2024 |21:22 WIB
Mengurai Kelam Judi Online di Pondok Cahaya Sayung
Santri di Pondok Cahaya Sayung kebanyakan korban judi online (Foto: Okezone/Taufik)
A
A
A

DEMAK – Pondok Rehabilitasi Ma'unatul Mubarok di Sayung, Demak, bagaikan mercusuar di tengah gelombang kegelapan yang terus membesar. Dikelilingi makam-makam umum, pondok ini menyimpan harapan baru bagi mereka yang terjerat bayang kelam judi online. 
Pondok ini sebelumnya diasuh oleh almarhum Kiai Abdul Halim Zein, seorang sosok kharismatik yang telah wafat pada 24 Agustus 2024. Sejak itu, tongkat estafet kepemimpinan jatuh ke tangan putra sulungnya, Gus Mufti, yang bernama lengkap Chalimul Mufti Zein (29). Meski usianya masih muda, Gus Mufti telah menunjukkan kebijaksanaan dalam meneruskan jejak sang ayah, terutama dalam menangani kasus kecanduan judi online yang semakin marak sejak 2019.

Dalam perjalanan waktu, Ma'unatul Mubarok tidak hanya menangani rehabilitasi narkoba dan gangguan jiwa, namun juga mulai fokus pada korban judi online. Judi yang dulunya dianggap permainan sekilas, kini berubah menjadi musuh yang menyerang tanpa henti. Dan di tengah arus yang begitu deras, pondok ini menjadi sandaran terakhir bagi banyak jiwa yang terombang-ambing dalam ketidakpastian.

Salah satu yang menjadi kekuatan utama di pondok ini adalah konselor-konselor muda yang tanpa lelah memberikan bimbingan. Mereka adalah pilar yang menopang para korban, membantu mereka kembali menapaki jalan hidup yang lurus setelah tersesat dalam dunia ilusi judi. 
Seperti yang disampaikan oleh Rian (nama samaran), seorang pemuda 24 tahun asal Demak yang telah menjadi korban judi online. Ia yang telah menjalani rehabilitasi selama beberapa bulan di Ma'unatul Mubarok, merasakan perubahan signifikan dalam hidupnya. 

"Alhamdulillah, sudah banyak perubahan. Awalnya saya hanya penasaran karena melihat teman-teman bermain judi online. Dari situlah semua bermula," ujarnya, Rabu (9/10/2024).

Rian bercerita awal tertarik dengan kemudahan akses judi online melalui media sosial seperti Facebook. Berawal hanya iseng, namun akhirnya terjerumus dalam lingkaran setan yang sulit dilepaskan. Berbagai jenis judi, mulai dari taruhan bola, slot, hingga dadu, telah membawanya ke titik kehancuran.

"Saat pertama kali menang, rasanya luar biasa. Saya pernah mendapat Rp15-17 juta dari judi online. Tapi semua itu hanya sementara. Kekalahan lebih sering datang, dan uang yang habis tak terhitung," katanya. Ia juga mengaku sering kali harus meminjam uang, bahkan menggunakan dana yang seharusnya untuk kebutuhan sehari-hari, hanya demi memuaskan kecanduannya pada judi online.

Seiring waktu, ia mulai merasa terpuruk. Kekalahan demi kekalahan mulai menggerogoti pembukuan usaha suplai batok kelapa yang digeluti 2 tahun terkahir. Kondisi itu membuatnya frustasi, karena mesti berutang untuk menutup pembukuan usaha yang terus kedodoran. 

 

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement