JAKARTA - Prabowo Subianto bakal dilantik sebagai Presiden ke-8 Republik Indonesia pada hari ini, Minggu 20 Oktober 2024. Untuk bisa terpilih sebagai presiden, mantan Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus itu harus melewati perjalanan panjang.
Tiga kali gagal di pemilihan presiden (Pilpres) tak membuat anak dari Sumitro Djojohadikusumo, menteri era Orde Baru itu patah semangat. Ia terus bertarung hingga akhirnya memenangkan Pilpres 2024 berpasangan dengan Gibran Rakabuming Raka, putra sulung dari Joko Widodo (Jokowi), Presiden yang akan mengakhiri jabatannya pada hari ini.
Perjalanan Prabowo bermula setelah dirinya lepas dari militer dengan masuk ke dunia politik. Prabowo mengawalinya dengan mencalonkan diri sebagai calon presiden dalam konvensi Partai Golkar pada 2004. Namun, keinginannya maju sebagai calon presiden kandas dari Wiranto.
Hingga akkhirnya pada Pilpres 2009, setahun setelah dirinya mendirikan Partai Gerindra maju sebagai calon wakil presiden. Kala itu, ia berpasangan dengan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri.
Dalam kontestasi Pilpres perdananya itu, ia harus menelan pil pahit kekalahan pertama dari pasangan petahana, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Boediono. Megawati-Prabowo hanya meraih suara 32.548.105 (26,79%), sedangkan SBY-Boediono 73.874.562 (60,80%). Adapun pasangan Jusuf Kalla-Wiranto yang juga ikut kontestasi meraih 15.081.814 (12,41%).
Ambisi politik Prabowo tak berhenti di situ. Bersama Partai Gerindra, Prabowo terus bergerak hingga partainya menjadi yang diperhitungkan. Pada Pilpres 2014, Prabowo pun mendapat oase baru untuk maju.
Kali ini, dirinya mencalonkan diri sebagai presiden dengan menggandeng Hatta Rajasa dari Partai Amanat Nasional (PAN). Prabowo-Hatta harus berhadapan dengan Jokowi yang kala itu tengah bersinar sebagai sosok wong cilik.
Prabowo-Hatta berhadapan dengan Jokowi-Jusuf Kalla. Pil pahit kekalahan pun terpaksa kembali ditelan Prabowo. Sinarnya tak mampu meredupkan pijar Jokowi yang begitu memiliki magnet kuat di masyarakat.
Prabowo-Hatta yang diusung Koalisi Merah Putih hanya meraih 62.576.444 suara 46,85%. Sementara Jokowi-Jusuf Kalla yang diusung Koalisi Indonesia Hebat meraup suara 70.997.833 (53,15%).
Koalisi Merah Putih merupakan gabungan Partai Golkar, Partai Gerindra, PAN, PKS, PPP, PBB, dan Demokrat. Sedangkan Koalisi Indonesia Hebat terdiri dari PDIP, PKB, Nasdem, Hanura dan PKPI.
Syahwat politik Prabowo tak terbendung, keinginannya untuk menjadi orang nomor satu di republik ini semakin bergeliat. Ia pun kembali maju di Pilpres 2019. Prabowo kembali menantang Jokowi, calon petahana yang juga kembali maju dalam kontestasi lima tahunan itu.
Prabowo menggandeng Sandiaga Uno, yang tadinya kolega separtainya. Namun, kemudian keluar dari Gerindra ketika harus berpasangan dengannya untuk keharmonisan koalisi. Saat itu, Prabowo-Sandiaga didukung Koalisi Indonesia Adil Makmur yang terdiri dari Gerindra, Demokrat, PAN, PKS, dan Berkarya. Ia berhadapan dengan Jokowi yang berpasangan dengan Ma'ruf Amin yang didukung Koalisi Indonesia Hebat.
Koalisi pendukung Jokowi-Ma'ruf Amin itu terbilang gemuk, yakni PDIP, Golkar, PKB, Nasdem, PPP, Hanura, PKPI, Perindo, PSI, dan PBB. Prabowo Sandiaga pun kembali tumbang pada Pilpres 2019. Bersama Sandiaga, Prabowo hanya berhasil meraih suara 68.650.239 (44,50%). Sementara Jokowi-Maruf Amin meraih suara 85.607.362 (55,50%). Prabowo sempat tak terima dengan kekalahannya hingga menggugat ke Mahkamah Konstitusi (MK).
Bahkan, situasi memanas. Aksi demonstrasi berujung kerusuhan sempat mewarnai dan memakan korban jiwa. Situasi mereda ketika Prabowo akhirnya mengakui kekalahannya.
Seiring waktu dalam proses pembentukan kabinet, Jokowi pun merangkul rivalnya itu untuk menjadi Menteri Pertahanan (Menhan). Prabowo menerima amanat tersebut dengan alasan ingin berbakti untuk Indonesia.
"Kalau sama-sama ingin berbakti untuk Indonesia, kok harus melawan? Lebih baik dua-duanya kerja sama untuk mengabdi untuk Merah Putih," kata Prabowo mengutip Youtube Deddy Corbuzier, Minggu 13 Juni 2021 silam.
Prabowo semakin bersinar saat menjadi Menhan. Dibarengi hubungannya dengan Jokowi yang kian mesra hingga tiba waktunya kontestasi Pilpres 2024. Keinginan Prabowo untuk menjadi RI 1 belum luntur, meski ia berdalih ada desakan dari partainya dan masyarakat pendukungnya untuk kembali maju sebagai calon presiden. Setelah melewati pertimbangan matang, Prabowo akhirnya menyatakan kembali maju di Pilpres 2024.
Keyakinan Prabowo memenangkan Pilpres 2024 semakin bulat karena Jokowi sebagai rival terberatnya sudah tak bisa mencalonkan diri lagi setelah dua periode menjabat. Di sisi lain, muncul ganjalan terberat Prabowo, yakni sosok Anies Baswedan yang mencuat sebagai calon presiden.
Anies dan Prabowo sedianya memiliki hubungan baik ketika di Pilkada DKI Jakarta 2017. Sebab, Anies saat memenangkan Pilkada merupakan calon yang diusung Gerindra lewat restu Prabowo. Hubungannya dengan Prabowo yang terjalin lama ternyata tak membuat Anies menghentikan langkahnya menuju Pilpres 2024.
Prabowo pun sempat butuh waktu lama untuk memilih pendampingnya sebagai calon wakil presiden. Sebab, ia tak ingin kembali menelan pil pahit kekalahan untuk keempat kalinya di Pilpres 2024.
Sementara Anies sudah buru-buru memutuskan menggandeng Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, yang baru saja hengkang dari koalisi pendukung Prabowo. Sedangkan Prabowo masih terus menghitung kalkulasi politik.
Kemesraannya dengan Jokowi berbuah manis seiring merenggangnya hubungan Jokowi dengan Megawati dan PDIP. Gibran akhirnya didorong untuk menjadi calon wakil presiden mendampingi Prabowo, meski harus berseberangan dengan PDIP.
Kendati pencalonan Gibran sempat menuai kontroversi, mulai dari polemik putusan Mahkamah Konstitusi (MK) hingga pendaftarannya ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). Prabowo-Gibran tetap melaju berhadapan dengan Anies-Muhaimin, dan PDIP yang mengusung calon sendiri yakni, Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Perjuangannya setelah tiga kali kalah di Pilpres 2024 terbayarkan, Prabowo-Gibran menang telak satu putaran mengalahkan rivalnya. Kemenangan di luar dugaan, karena Anies-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud merupakan rival yang terbilang berat dan banyak yang mengira bakal berlangsung dua putaran.
Berdasarkan hasil rekapitulasi KPU, Prabowo-Gibran yang diusung Koalisi Indonesia Maju mendapatkan suara 96.214.691 (58.59%), Anies-Muhaimin yang diusung Koalisi Perubahan hanya meraih 40.971.906 (24,95%), kemudian Ganjar Pranowo-Mahfud MD diusung PDIP dan partai non parlemen, meraih 27.040.878 (16,47%).
Prabowo pun menyampaikan berterima kasih kepada seluruh rakyat Indonesia, termasuk yang tidak memilihnya. "Kami akan buktikan bakal jadi presiden-wakil presiden, dan pemerintah yang akan bekerja sekeras-kerasnya untuk seluruh rakyat Indonesia," kata Prabowo di kediamannya di Jalan Kertanegara No. 4, Jakarta, Rabu 20 Maret 2024.
Koalisi Indonesia Maju atau KIM pengusung Prabowo-Gibran terdiri dari Gerindra, Golkar, Demokrat, PAN, PSI, PBB, Garuda, Gelora. Sementara partai pendukung Berkarya, Prima, Partai Aceh. Seiring waktu, partai lain ikut bergabung setelah Prabowo-Gibran menang, hingga menjadi KIM Plus, yakni NasDem, PKB, PKS, PPP, Perindo, dan Partai Buruh.
(Arief Setyadi )