Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Trump Menang Pilpres AS, Bakal Jadi Presiden Kedua dengan Masa Jabatan Tidak Beruntun

Erha Aprili Ramadhoni , Jurnalis-Rabu, 06 November 2024 |19:09 WIB
Trump Menang Pilpres AS, Bakal Jadi Presiden Kedua dengan Masa Jabatan Tidak Beruntun
Trump menang Pilpres AS, bakal jadi presiden kedua dengan masa jabatan tidak beruntun. (Reuters)
A
A
A

FLORIDA - Calon presiden (capres) dari Partai Republik, Donald Trump kembali terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat (AS). Ini menjadi Trump sebagai orang kedua yang menjadi presiden secara tidak berturut-turut dalam sejarah AS.  

Sosok pertama adalah Grover Cleveland. Ia menjabat dalam dua masa jabatan empat tahun mulai tahun 1885 dan 1893, melansir Reuters, Rabu (6/11/2024). 

Berdasarkan penghitungan yang dipantau dari laman AP, pada pukul 19.00 WIB,  Donald Trump meraih 277 suara elektoral atau sekira 71.133.334 suara (51%). Sementara Kamala Harris mendapatkan 224 suara elektoral dengan 66.202.705 suara (47,5%). 

Ia mengungguli Harris dengan sekitar 5 juta suara dalam penghitungan suara umum. 

"Amerika telah memberi kita mandat yang belum pernah ada sebelumnya dan kuat," kata Trump pada Rabu pagi kepada kerumunan pendukung yang bersorak di Palm Beach County Convention Center di Florida.

Pekerjaan dan Ekonomi

Menurut jajak pendapat Reuters/Ipsos, para pemilih menganggap pekerjaan dan ekonomi sebagai masalah paling mendesak di negara ini. Banyak warga Amerika tetap frustrasi dengan harga yang lebih tinggi bahkan di tengah pasar saham yang mencapai rekor tertinggi, upah yang tumbuh cepat, dan pengangguran yang rendah. 

Dengan pemerintahan Presiden Joe Biden yang menanggung sebagian besar kesalahan, mayoritas pemilih mengatakan mereka lebih percaya kepada Trump daripada Harris untuk mengatasi masalah tersebut.

Warga Hispanik, pemilih yang secara tradisional memilih Demokrat dan rumah tangga berpenghasilan rendah yang paling terpukul oleh inflasi turut mendorong kemenangan Trump dalam pemilihan umum. 
Basis pemilihnya yang loyal, yang terdiri dari warga pedesaan, kulit putih, dan yang tidak mengenyam pendidikan tinggi, kembali muncul dengan kekuatan penuh.

Trump menang meskipun tingkat persetujuannya terus-menerus rendah. Dimakzulkan dua kali, ia telah didakwa secara pidana empat kali dan dinyatakan bertanggung jawab secara perdata atas pelecehan seksual dan pencemaran nama baik. 
Pada bulan Mei, Trump dihukum oleh hakim New York karena memalsukan catatan bisnis untuk menutupi pembayaran uang tutup mulut kepada seorang bintang porno.

Kemenangannya akan memiliki implikasi besar bagi kebijakan perdagangan dan perubahan iklim AS, perang di Ukraina, pajak dan imigrasi warga Amerika. Usulan tarifnya dapat memicu perang dagang yang lebih sengit dengan China dan sekutu AS, sementara janjinya untuk mengurangi pajak perusahaan dan menerapkan serangkaian pemotongan baru dapat membengkakkan utang AS, kata para ekonom. Trump telah berjanji untuk meluncurkan kampanye deportasi massal yang menargetkan imigran yang berada di negara itu secara ilegal.

 

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement