Mereka dipimpin oleh pahlawan legendaris, Sutomo, yang dikenal sebagai Bung Tomo, pemimpin Barisan Pemberontak Rakyat Indonesia (BPRI). Melalui pidatonya yang berapi-api, Bung Tomo terus menyemangati para pejuang dengan seruan "Merdeka atau Mati!"
Pertempuran yang berlangsung selama tiga minggu ini memakan banyak korban. Diperkirakan sekitar 20.000 rakyat Indonesia gugur dalam pertempuran ini, sementara pihak sekutu kehilangan sekitar 1.500 tentaranya.
Sebagai bentuk penghormatan atas perjuangan dan pengorbanan ini, 10 November kemudian diperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional, yang ditetapkan melalui Keputusan Presiden No. 316 Tahun 1959 pada 16 Desember 1959.
(Arief Setyadi )