Suswono menceritakan pengalamannya bertemu seorang ibu lansia yang tinggal di tepi rel di Jakarta Barat, tanpa KTP dan tak tercatat sebagai penerima bantuan apa pun. “Melihat Ibu Halimah, yang sudah 20 tahun tinggal di Jakarta tanpa mendapat bantuan apapun, membuka mata saya bahwa kita harus bekerja keras untuk memperbaiki sistem pendataan. Tidak boleh ada lagi yang seperti beliau, yang terlewat hanya karena tidak memiliki KTP,” ungkap Suswono.
Ia berharap program RIDO tidak hanya menghadirkan bantuan material, tetapi juga memastikan bahwa sistem pendataan diperbarui setiap tahun agar benar-benar mencerminkan kondisi nyata warga. Selain itu, Suswono mengajak warga untuk saling mengingatkan dan membantu, agar proses ini dapat berjalan lebih baik.
“Kami ingin menciptakan Jakarta yang lebih adil dan inklusif, tempat di mana yang membutuhkan tidak lagi merasa terpinggirkan. Bantuan yang tepat sasaran adalah awal dari itu semua. Kami ada di sini untuk memastikan aspirasi ibu-ibu seperti Ibu Rukiyah tidak hanya didengar, tapi benar-benar diwujudkan,” tambahnya.
Dengan komitmen tersebut, Suswono berharap program RIDO akan membawa perubahan bagi mereka yang selama ini merasa tak terjangkau oleh bantuan pemerintah. Bagi Suswono, ini bukan hanya tentang janji politik, tetapi sebuah amanah untuk menjadikan Jakarta lebih berdaya bagi seluruh warganya.
(Puteranegara Batubara)