MAKASSAR – Pasangan nomor urut 1, Munafri Arifuddin-Aliyah Mustika Ilham (MULIA) sukses menggelar kampanye akbar di tugu Multilateral Naval Exercise Komodo (MNEK) CPI Makassar, Rabu (20/11/2024).
Pasangan ini diusung Partai Golkar, Demokrat, Perindo, Hanura, PBB dan Partai Ummat serta satu parpol pendukung yakni PKN.
Dari pantauan MNC Portal, puluhan ribu masyarakat Makassar rela hadir meski hujan-hujanan, dan meski hujan deras namun kondisi itu tidak menyurutkan semangat ribuan massa pendukung untuk hadir.
Sekjen Perindo Andi Yuslim dalam orasi politiknya, Calon Wali Kota Makassar nomor 01, Munafri Arifuddin menyebutkan, Kota Makassar memiliki sejarah serta nilai-nilai demokrasi dari semua etnis yang ada di kota ini. Nilai-nilai demokrasi yang terbangun jauh melampaui ingatan terhadap masa lalu.
Dengan kehadiran pasangan MULIA akan berkomitmen menjaga demokrasi melakukan perubahan untuk sektor pembangunan, tujuannya memuliakan warga dan memuliakan Kota Makassar.
“Kami sangat senang karena Perindo memberi usungan yang tepat yakni paslon Munafri-Aliyah (Mulia), insya Allah mulia akan menang di Kota Makassar,” ujarnya.
Apalagi dengan melihat antusias masyarakat, mereka hujan-hujanan tidak ada yang bergerak, itu adalah salah satu bukti militansi pendukung Munafri dan Aliyah.
Dia menegaskan harus komitmen ketika memberikan dukungan kepada kandidat, kita harus turun allout di lapangan melakukan langkah-langkah strategis untuk pemenangan, sehingga Perindo bersama calon usungannya bias menang di pilkada
“Saya berharap, kita semua konsisten terhadap dukungan partai dan ini adalah marwah partai, saya pikir partai akan besar ketika kita konsisten dan komitmen melakukan pergerakan-pergerakan politik sesuai dengan kapasitas kita masing-masing,” pungkasnya.
Sementara itu, calon wali kota Makassar, Munafri Arifuddin dalam pidatonya.
"Kesejahteraan menjadi tujuan utama dari program yang akan dilaksanakan. Tidak boleh lagi ada banjir yang hanya disebut genangan. Tidak boleh lagi ada masyarakat yang membeli air bersih pada musim kemarau, tidak boleh lagi peningkatan stunting dan gizi buruk di Kota Makassar," ungkapnya.
"Jadi, tidak boleh lagi ada pembangunan yang semrawut, yang melanggar aturan tata kota, tidak boleh lagi ada angka kemiskinan ekstrem yang meningkat di Makassar, dan tidak boleh lagi PSM yang kita cintai bermarkas di luar Kota Makassar," tandasnya.
(Khafid Mardiyansyah)