“Saat ini memang elektabilitas Wahyu-Ali lebih tinggi dari calon yang lain. Tetapi, kita tidak boleh berpangku tangan. Tidak boleh jumawa. Kita harus bergerak memastikan pemimpin yang bersih dan mau bekerja untuk rakyat bisa menang,” tegasnya.
Sementara itu, Ali mengatakan, keunggulan elektabilitas Wahyu-Ali tidak terlepas dari kerja keras para relawan.
“Pada 5 Oktober lalu, kita masih ketinggalan 20 persen. Sekarang kita sudah unggul. Kami sangat bersyukur dan berterimakasih atas kerja keras semua pihak,” ucapnya.
Ali menyampaikan ketika amanah untuk memimpin Kota Malang diberikan kepada pasangan Wahyu-Ali, mereka akan membangun kota pendidikan itu bersama semua elemen masyarakat, lintas agama, lintas kelompok, lintas usia. Semua akan dirangkul.
Ia ingin menjadikan Kota Malang sebagai kota yang ramah anak. Kota yang ramah untuk beribadah. Ramah untuk perempuan. “Saya bersyukur bisa berkumpul dan berdiskusi di sini. Banyak hal yang saya dapatkan. Banyak keluhan masyarakat yang saya dengarkan,” terangnya.
Dia juga menceritakan pengalamannya yang sejak dulu bergerak bersama organisasi lintas iman. Sifat toleransi sudah ia terapkan sejak lama.