Sanlitun, sebuah distrik terkenal di Beijing yang dulu dikenal sebagai Pusat Mode Beijing — dan bahkan di level nasional — dengan berbagai restoran, pesta makan malam, selebriti, kru film, kini tidak terlihat sama. Pada 2023, banyak bar dan restoran di Sanlintun ditutu karena lokasi tersebut menjalani renovasi besar-besaran yang ditujukan untuk revitalisasi.
Berkurangnya ekspatriat dan orang asing di Beijing juga dinilai turut mendorong perubahan pada ekonomi dan suasana ibu kota.
Menurut data sensus China pada 2020, jumlah ekspatriat di Beijing menurun hingga 42% dalam 10 tahun terakhir, dari 107,445 orang to 62,812 orang. Penurunan ini disebabkan sejumlah faktor, termasuk berkurangnya kesempatan kerja, tingginya biaya hidup, menurunnya insentif finansial, hingga polusi, demikian dilansir ExpatFocus.
Penurunan tajam jumlah ekspat ini berdampak terutama pada wilayah Liang Maqiao, yang menjadi tujuan orang asing dan lokasi berkumpulnya pada ekspatriat. Daerah itu kini tidak terlalu ramai, terutama pada malam hari, tanpa banyak kios yang buka, penjual, fotografer, atau pengamen jalanan.
Ekonomi China yang tengah mengalami inflasi turut berdampak pada kondisi Beijing saat ini dan menutup pesona ibu kota tersebut. Pemerintah China telah meluncurkan berbagai langkah sejak September untuk memacu aktivitas ekonomi, termasuk pemangkasan suku bunga dan pelonggaran pembatasan pembelian rumah. Namun, para analis tetap berhati-hati, dengan menunjukkan bahwa langkah-langkah tersebut tidak memiliki rencana implementasi yang terperinci dan belum menghasilkan dampak yang diinginkan pada pertumbuhan ekonomi.
(Rahman Asmardika)