Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Ini Penyebab Perbedaan Candi di Jateng dan Jatim Semasa Mataram hingga Majapahit Bertahta 

Avirista Midaada , Jurnalis-Sabtu, 30 November 2024 |06:05 WIB
Ini Penyebab Perbedaan Candi di Jateng dan Jatim Semasa Mataram hingga Majapahit Bertahta 
Candi Prambanan (foto: wikipedia)
A
A
A

Apalagi ini didukung dengan kekayaan negara dan kemakmuran rakyat yang berlimpah. Bagaimana pun bangunan - bangunan candi itu dibuat adalah hasil gotong royong dan kerjasama antara berbagai faktor demi keagungan agama, sepi dari segala pamrih. 

Namun berbeda dengan pembangunan candi di masa Kerajaan Singasari dan Majapahit. Candi di zaman Singasari Majapahit banyak difungsikan sebagai makam keluarga raja. Dimana jumlahnya banyak tetapi wujudnya kecil-kecil.

Jika dibandingkan dengan kelompok Candi Borobudur dan Prambanan, pembangunan candi - candi di Majapahit dimaksudkan sebagai tempat pemujaan para leluhur, yakni arwah keluarga raja yang telah mangkat, lalu digunakan untuk tempat penyimpanan abu jenazah dan arca dewa sebagai lambang keluarga yang dipuja disitu. 

Pada tahun 1365, berdasarkan sumber Kakawin Negarakretagama pupuh 74 dan 78 jumlahnya ada 27 buah, terletak di Kagenengan, Tumapel, Kidal, Jajago, Wedwawedan, Pikatan, Bakul, Jawajawa. Kemudian di Antang, Trawulan, Kalangbret, Jago, Blitar, Sila Petak, Ahrit, Waleri, dan Bebeg. Selanjutnya ada juga di Kukap, Lumbang, Puger, Kamal Pandak, Segala, Simping, Sri Ranggapura, Budi Kincir, dan Prajnaparamita puri di Bayalangu. 

Meskipun wujudnya adalah Candi Siwa atau Buddha, pada hakikatnya adalah candi makam. Pembangunannya itu bukan semata-mata tempat pemujaan Siwa atau Buddha seperti di Candi Borobudur atau Candi Prambanan di Jawa Tengah. 

 

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement