Pemerintah telah mendorong perusahaan untuk mengadopsi empat hari kerja seminggu sejak 2021. Namun, Associated Press melaporkan bahwa hanya sekira 8 persen perusahaan yang telah menerapkan kebijakan tersebut.
Ide minggu kerja yang lebih pendek telah berkembang pesat di beberapa negara. Islandia, misalnya, telah memberikan banyak karyawan opsi ini, dengan lebih dari 50 persen karyawan memanfaatkan tawaran tersebut antara 2020 dan 2022, menurut sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh Institut Otonomi Inggris dan Asosiasi untuk Keberlanjutan dan Demokrasi Islandia.
Penelitian menunjukkan bahwa baik pemberi kerja maupun karyawan dapat memperoleh manfaat yang jelas dengan jam kerja yang lebih sedikit.
Sebuah studi tahun 2022 oleh Universitas Cambridge—uji coba terbesar di dunia untuk empat hari kerja seminggu—menemukan bahwa 71 persen karyawan melaporkan tingkat kelelahan yang lebih rendah, sementara 30 persen merasa kurang stres. Studi tersebut juga menemukan penurunan 57 persen dalam pergantian staf selama periode uji coba enam bulan.
(Rahman Asmardika)