Mungkin penulis babad Keraton Yogyakarta telah mengacaukannya dengan pinjaman pribadi sebanyak 50.000 gulden Hindia Belanda, yang diterima oleh Engelhard dari sultan untuk menutupi kekurangan dana anggaran selama dua masa jabatannya sebagai Residen Yogyakarta.
Walaupun perincian lengkap sulit diperoleh, jelaslah bahwa Daendels sudah memulai proses yang kemudian disempurnakan oleh Inggris, sebuah bangsa yang semestinya mendapat hadiah nomor satu, sebagai pencuri dan perampok selama pemerintahannya yang singkat, 5 tahun antara 1811-1816, di Jawa.
(Khafid Mardiyansyah)