BMKG juga melaporkan daerah kurang hujan dengan kategori panjang sampai akhir Desember, yakni berada di Sigi, Sulawesi Tengah selama 20 hari. BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga lingkungan.
“Supaya dampak kekeringan bisa kita hadapi bersama. Bagi daerah yang sudah masuk musim hujan, periksa lingkungannya supaya bisa menampung dan mengalirkan air hujan dengan baik,” imbau BMKG.
BMKG mengeluarkan peringatan dini potensi hujan sedang hingga lebat di sejumlah wilayah terdampak dari suspect area dan sirkulasi siklonik periode 7 hingga 13 Januari 2025. Pantauan BMKG, terjadi peningkatan potensi terbentuknya awan konvektif yang menghasilkan hujan lebat, angin kencang, dan petir di beberapa wilayah Indonesia.
Salah satunya disebabkan Suspect Area di Samudera Hindia selatan Bali – NTB, serta Sirkulasi siklonik di Samudra Hindia barat Aceh, Laut Filipina, dan Laut Banda.
“Suspect area dan sirkulasi siklonik tersebut membentuk daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) dan daerah pertemuan angin (konfluensi) di beberapa wilayah Indonesia,” kata BMKG dalam keterangan resminya.
Sejumlah di Indonesia diprakirakan akan menghadapi potensi curah hujan yang signifikan hingga sepekan ke depan, terutama di wilayah barat dan timur. Selain karena suspect area dan sirkulasi siklonik, kondisi ini juga dipengaruhi dinamika atmosfer yang aktif, yakni fenomena La Nina lemah yang diperkirakan masih berlangsung hingga awal 2025.
Ditambah adanya angin monsun Asia yang mempengaruhi aliran massa udara dari wilayah Asia ke wilayah Indonesia. Lalu, aktivitas gelombang atmosfer seperti Rossby ekuatorial, Gelombang Kelvin, dan Gelombang Low meningkatkan potensi awan konvektif.