Pada 2023, pemerintah bahkan membatalkan kewajiban penggunaan perangkat digital di prasekolah dan berencana menghentikan pembelajaran digital untuk anak-anak di bawah usia 6 tahun.
Institut Karolinska Swedia mendukung langkah ini dengan bukti ilmiah bahwa perangkat digital dapat merusak proses pembelajaran selama di sekolah. Dalam mendukung Langkah konkrit tersebut Pemerintah Swedia menganggarkan 104 juta Euro atau sekitar Rp1,7 triliun hingga 2025 untuk menyediakan buku cetak bagi setiap siswa untuk semua mata Pelajaran demi mendukung adanya kesadaran bagi siswa serta membantu sekolah selama masa transisi media pembelajaran.
“Langkah ini adalah tentang menemukan keseimbangan,” ungkap Menteri Pendidikan Lena Johansson.
“Kami tidak sepenuhnya meninggalkan perangkat digital, tetapi menggunakannya sebagai pelengkap, bukan pengganti,” tambahnya
Dengan kembalinya buku cetak, Pemerintah Swedia berharap dapat memperkuat keterampilan dasar siswa, menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, dan menjaga nilai tambah teknologi sebagai pendukung pembelajaran.
Teknologi tidak selalu menjadi “teman baik” dalam proses pembelajaran, namun pada era digital teknologi akan tetap dilibatkan dalam proses pengajaran sesuai dengan porsinya.
Ditulis oleh Ginia Fauziah, SSos, MI Kom
Dosen Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Pamulang.
(Erha Aprili Ramadhoni)