Sementara itu, Israel dan AS menolak rencana ini. Menteri Luar Negeri Israel menyebut rencana tersebut "ketinggalan zaman" dan mengkritik keberadaan Hamas dalam skema pemerintahan Gaza. Gedung Putih menegaskan bahwa kondisi Gaza saat ini tidak memungkinkan rekonstruksi tanpa perubahan signifikan, serta menekankan bahwa Trump tetap berkomitmen membangun Gaza tanpa keterlibatan Hamas.
Pendanaan rekonstruksi bergantung pada negara-negara Teluk kaya minyak seperti Uni Emirat Arab dan Arab Saudi. Mesir, Yordania, dan negara-negara Teluk telah berkonsultasi selama hampir sebulan mengenai alternatif terhadap rencana Trump, yang mereka khawatirkan dapat mengacaukan stabilitas kawasan.
Dalam KTT tersebut, rancangan akhir menolak pengusiran massal warga Palestina dari Gaza. Rencana rekonstruksi Mesir mencakup pengembangan pelabuhan komersial, pusat teknologi, hotel pantai, dan bandara. Namun, Israel bersikeras bahwa setiap solusi bagi Gaza harus melibatkan perlucutan senjata Hamas secara segera.
(Rahman Asmardika)