SEOUL - Korea Utara telah mengungkap kapal selam bertenaga nuklir pertamanya dengan merilis foto pemimpin negara itu Kim Jong-un, tengah melakukan pemeriksaan selama kunjungan ke galangan kapal utama.
Dalam sebuah laporan pada Sabtu, (8/3/2025) media pemerintah menggambarkan kapal tersebut sebagai "kapal selam rudal strategis bertenaga nuklir."
Foto-foto yang tidak bertanggal tersebut tidak mengungkapkan lokasi galangan kapal, dan laporan tersebut tidak memiliki rincian spesifik tentang kapal tersebut tetapi menyebutkan bahwa Kim diberi pengarahan tentang proses konstruksi.
Pyongyang telah lama berusaha untuk memperkenalkan kapal selam bertenaga nuklir ke armadanya sebagai bagian dari upaya untuk melawan apa yang dilihatnya sebagai ancaman militer dari Amerika Serikat (AS) dan sekutu regionalnya.
Menurut Nuclear Threat Initiative, Korea Utara memiliki salah satu armada kapal selam terbesar di dunia, yang diperkirakan berjumlah 70 hingga 90 kapal. Namun, banyak ahli berpendapat bahwa sebagian besar kapal selamnya sudah ketinggalan zaman dan mungkin tidak beroperasi penuh atau mampu meluncurkan rudal.
Pada 2023, Korea Utara mengklaim telah meluncurkan "kapal selam serang nuklir taktis" pertamanya, sebuah kapal kelas Sinpo-C yang dilaporkan mampu meluncurkan sepuluh rudal nuklir saat terendam. Saat itu, Kim mengumumkan rencana untuk membangun lebih banyak kapal selam, termasuk kapal selam bertenaga nuklir.
Tahun lalu, negara itu juga mulai membangun "pangkalan angkatan laut modern" baru yang dirancang untuk menampung kapal perang dan kapal selam yang lebih besar dan lebih canggih yang diharapkan akan mulai beroperasi dalam beberapa tahun mendatang.
Moon Keun-sik, seorang ahli kapal selam Korea Selatan, mengatakan kepada AP bahwa kapal selam yang baru diungkap itu tampaknya merupakan kapal seberat 6.000 ton atau 7.000 ton yang mampu membawa sekira sepuluh rudal.
Ia menyarankan bahwa penggunaan istilah 'rudal berpemandu strategis' dalam deskripsi kapal selam kemungkinan menunjukkan bahwa kapal itu dirancang untuk membawa senjata berkemampuan nuklir. Jika dikerahkan, ia mengklaim, itu "akan benar-benar mengancam (Korea Selatan) dan AS", demikian dilansir RT.
Kunjungan Kim ke galangan kapal itu dilakukan beberapa hari sebelum latihan militer tahunan antara AS dan Korea Selatan, yang akan dimulai pada Senin, (10/3/2025). Pyongyang telah berulang kali mengecam latihan tersebut, menganggapnya sebagai latihan untuk invasi.
Selama lawatannya, Kim menyoroti pentingnya memodernisasi angkatan laut Korea Utara, dan menggambarkan kapal perangnya – baik yang ada di permukaan maupun di bawah air – sebagai pencegah penting terhadap apa yang disebutnya sebagai “diplomasi kapal perang yang tak kenal ampun dari pasukan musuh.”
(Rahman Asmardika)