"Dari data 170 responden mengaku tak mudik alasannya ketidakstabilan ekonomi sebanyak 41,2%, tak punya kampung halaman sebanyak 36,5%, pekerjaan atau usaha tak bisa ditinggalkan 12%, dan alasan lainnya," paparnya.
Dia menjabarkan, berdasarkan kota asal responden yang mudik paling banyak, sebanyak 39,2% dari Jabodetabek, disusul Bandung, Surabaya, Sidoarjo, Yogyakarta, dan kota lainnya. Sedangkan tujuan responden paling banyak, mulai dari Yogyakarta sebanyak 7,2%, Surakarta 6,9%, Bandung 4,7%, dan kota lainnya.
"Adapun waktu yang dipilih untuk mudik, paling tinggi di H-7 sebanyak 24,4% secara nasional dan 26,1% di Jabodetabek, H-6 sebanyak 3,4% secara nasional dan 4,5% di Jabodetabek, H-5 sebanyak 8,8% secara nasional dan 11,7% di Jabodetabek," ungkapnya.
"Lalu, H-4 sebanyak 10,3% secara nasional dan 11,4% di Jabodetabek, lalu H-3 sebanyak 17,1% secara nasional dan 16,2% di Jabodetabek. Lalu, H-2 sebanyak 11,5% secara nasional dan 9% di Jabodetabek. Lalu, H1 Lebaran 2025 sebanyak 8,2% secara nasional dan 6,9% di Jabodetabek. Lalu, H+ Lebaran sebanyak 16,4% secara nasional dan 14,1% di Jabodetabek," katanya lagi.
(Khafid Mardiyansyah)