Di sisi lain, Mastirah, seorang penyapu koin, mengungkapkan bahwa rezekinya tahun ini tidak sebanyak tahun-tahun sebelumnya. Meskipun demikian, ia tetap bersyukur karena uang hasil menyapu koin dapat digunakan untuk berbuka puasa bersama keluarga.
"Belum ramai, yang lempar uang masih jarang. Dari pagi sampai siang baru dapat sekitar Rp20.000. Kemarin seharian cuma dapat Rp25.000. Tapi Alhamdulillah, bisa buat buka puasa," ungkap dia.
Diketahui, dari berbagai sumber, kebiasaan para pengendara melempar koin tidak lepas dari mitos sungai di bawah Jembatan Sewo yang disebut sebagai tempat tinggal arwah kakak beradik Saedah-Saeni yang melegenda karena hidup keduanya berakhir di jembatan tersebut.
Saeni adalah seorang penari ronggeng Pantura yang berubah menjadi buaya. Oleh sebab itu, pengendara dipercaya akan selamat jika sudah memberi atau melempar 'saweran' di Jembatan Sewo.
(Arief Setyadi )