JAKARTA - Pakar hukum tata negara Refly Harun meyakini, pertemuan Presiden Prabowo Subianto dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri tak mungkin tidak menghasilkan kesepakatan apapun. Ia meyakini, pertemuan kedua tokoh negara itu ada timbal balik keuntungan.
Hal itu diungkapkan Refly dalam program Rakyat Bersuara bertajuk "Dihantam Luar-Dalam, Indonesia Harus Apa?" yang disiarkan di iNews Tv, Selasa (8/4/2025).
"Jadi begini ya, pertemuan seperti ini tidak bisa kita lihat sebagai, wah ini ada dua tokoh besar, merajut persatuan dan lain sebagainya. No free lunch, tidak ada makan siang yang gratis. Pasti ada take and give-nya," terang Refly.
"Ketika mereka mau bertemu, maka berarti ada dua kesiapan. Kesiapan Ibu Mega dan kesiapan Prabowo. Dan itu pasti adalah pembicaraan yang barangkali sifatnya offering dan lain sebagainya," imbuhnya.
Lebih lanjut, Refly berharap, pertemuan itu tak menggoyahkan sikap PDI Perjuangan untuk berada di luar pemerintahan. Pasalnya, kata dia, saat ini hanya ada dua partai parlemen yang tak diakomodasi oleh Pemerintah yakni, NasDem dan PDI Perjuangan.
"Padahal awalnya mau diajak semua kan, mau ada grand coalition begitu," ucap Refly.
Refly pun menyoroti Ketua DPP PDI Perjuangan, Puan Maharani yang terkesan "mudah dijinakan," ketimbang sang ibu, Megawati. Hal itu dilandasi Refly lantaran Puan kerap hadir di acara koalisi partai Pemerintah.
"Beberapa kali Puan Maharani hadir dalam pertemuan-pertemuan yang diinisiasi oleh pemerintah dan lain sebagainya. Tapi Megawati tidak pernah datang dalam pertemuan formal apapun yang dibuat oleh pemerintah," ujar Refly.
Kendati demikian, Refly berharap, pertemuan Megawati dan Prabowo tak memggoyahkan PDI Perjuangan untuk berada di luar Pemerintahan. Menurutnya, keberlangsungan negara harus ada oposisi.
"Jadi karena itu saya berharap, walaupun ada pertemuan seperti itu. Harus tetap ada partai yang beroposisi. Saya berharap either NasDem dan mudah-mudahan tetap PDIP menjadi partai yang oposisi," terang Refly.
"Dan jangan sampai kemudian dibiarkan pemerintahan ini tanpa koreksi. Masa oposisinya Rai Rangguti yang tidak punya gerbong apa-apa. Sakit negeri ini kalau begitu," pungkasnya.
(Arief Setyadi )