Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Iran dan AS Memulai Pembicaraan Nuklir di Oman, Fokus Redakan Ketegangan

Rahman Asmardika , Jurnalis-Minggu, 13 April 2025 |12:24 WIB
Iran dan AS Memulai Pembicaraan Nuklir di Oman, Fokus Redakan Ketegangan
Ilustrasi.
A
A
A

Ketika ditanya tentang pembicaraan tersebut, Trump mengatakan kepada wartawan pada Sabtu malam: "Saya pikir semuanya berjalan baik."

"Tidak ada yang penting sampai Anda menyelesaikannya, jadi saya tidak suka membicarakannya, tetapi semuanya berjalan baik. Situasi Iran berjalan cukup baik, menurut saya," katanya di Air Force One.

Trump membuat pengumuman mengejutkan pada Senin, (7/4/2025) bahwa Washington dan Teheran akan memulai pembicaraan di Oman, negara Teluk yang telah menjadi penengah antara Barat dan Republik Islam sebelumnya. Negara itu telah menjadi perantara pembebasan beberapa warga negara asing dan warga negara ganda yang ditahan oleh Iran.

Pembicaraan dengan Mediasi Oman

Pertukaran informasi pada Sabtu bersifat tidak langsung dan dimediasi oleh Oman, seperti yang diinginkan Iran, alih-alih tatap muka, seperti yang diminta Trump. Setiap delegasi memiliki ruangan terpisah dan bertukar pesan melalui menteri luar negeri Oman, menurut Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Esmail Baghaei.

Araqchi mengatakan delegasinya sempat bertemu dengan mitranya dari AS yang dipimpin oleh Witkoff, setelah mereka keluar dari perundingan.

"Setelah berakhirnya perundingan tidak langsung selama lebih dari 2,5 jam, para kepala delegasi Iran dan Amerika berbicara selama beberapa menit di hadapan menteri luar negeri Oman saat mereka meninggalkan perundingan. (Pertemuan) itu berdasarkan etiket politik kami," kata Araqchi.

"Fokus perundingan saat ini adalah meredakan ketegangan regional, pertukaran tahanan, dan perjanjian terbatas untuk meringankan sanksi (terhadap Iran) sebagai imbalan untuk mengendalikan program nuklir Iran," kata seorang sumber Oman kepada Reuters.

Baghei membantah pernyataan ini tetapi tidak menyebutkan apa yang salah.

Trump, yang pada masa jabatan pertamanya menarik AS dari perjanjian negara adidaya tahun 2015 dengan Teheran, kembali menerapkan pendekatan yang lebih keras terhadap negara adidaya Timur Tengah yang program nuklirnya dianggap oleh sekutu Washington, Israel, sebagai ancaman eksistensial.

 

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement