“Karena mayoritas 99 persen yang tidak bisa membayar itu adalah dari keluarga yang kurang mampu. 1 persennya mungkin anak yang sudah dikasih uang buat membayar tapi malah tidak dibayarkan,” ujarnya.
Pihaknya berupaya akan mempermudah akses pendidikan di Kota Semarang agar tidak ada lagi anak putus sekolah. “Anak-anak jangan sampai ada pikiran ijazah ditinggal karena tidak mampu lalu tidak melanjutkan sekolah. Semua harus bisa sekolah,” kata Agustina.
Pemkot Semarang memiliki program untuk membantu sekolah swasta, agar anak-anak kurang mampu yang bersekolah di swasta bisa terbantu.
Dengan bantuan untuk sekolah swasta, diharapkan fasilitas sekolah bisa lebih baik sehingga anak-anak akan dapat bersekolah dengan lebih baik juga.
Sedangkan, untuk tunggakan di sekolah-sekolah swasta, Agustina menyebut akan diselesaikan dalam waktu lima tahun yang akan di-cover oleh APBD dan CSR perusahaan.
“Forum CSR sedang digodok, salah satunya yang akan dimintakan pembiayaan dari CSR yaitu untuk sekolah swasta,” tuturnya.