JAKARTA – Vatikan mengumumkan wafatnya Paus Fransiskus pada Senin, (21/4/2025) di usia 88 tahun, mengakhiri masa kepemimpinannya selama lebih dari satu dekade. Menyusul pengumuman tersebut, ucapan belasungkawa pun berdatangan dari berbagai penjuru dunia, termasuk dari para pemimpin negara.
Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya Paus Fransiskus, memuji pria asal Argentina itu atas upaya aktifnya mengembangkan dialog antara Gereja Katolik dan Ortodoks.
"Selama masa kepausannya, (Paus Fransiskus) secara aktif mendorong pengembangan dialog antara Gereja Ortodoks Rusia dan Gereja Katolik Roma, serta kerja sama yang konstruktif antara Rusia dan Takhta Suci," kata Putin dalam sebuah pesan kepada camerlengo Gereja Katolik Roma, sebagaimana dilansir Al Jazeera.
Raja Inggris Charles III mengatakan bahwa ia dan Ratu Camilla "sangat sedih" mendengar kabar mangkatnya Paus Fransiskus. Charles dan Camilla semula dijadwalkan melakukan kunjungan ke Vatikan ketika Paus Fransiskus dirawat di rumah sakit pada Februari.
"Namun, hati kami yang berat telah sedikit terhibur mengetahui bahwa Yang Mulia dapat berbagi Ucapan Selamat Paskah dengan Gereja dan dunia yang ia layani dengan penuh pengabdian sepanjang hidup dan pelayanannya," kata Charles dalam sebuah pernyataan.
Perdana Menteri India Narendra Modi mengatakan Paus Fransiskus akan "selalu dikenang sebagai mercusuar kasih sayang, kerendahan hati, dan keberanian spiritual oleh jutaan orang di seluruh dunia".
“Beliau dengan tekun melayani kaum miskin dan tertindas,” kata Modi, seraya menambahkan bahwa Paus “menyalakan semangat harapan” bagi mereka yang menderita.
Sementara itu Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. menggambarkan Fransiskus sebagai “Paus terbaik sepanjang hidup saya” saat ia mengungkapkan kesedihan mendalam atas kepergiannya.
“Seorang pria dengan iman dan kerendahan hati yang mendalam, Paus Fransiskus memimpin tidak hanya dengan kebijaksanaan tetapi juga dengan hati yang terbuka bagi semua orang, terutama kaum miskin dan mereka yang terlupakan,” kata Marcos.
Dengan meninggalknya Paus Fransiskus, Gereja Katolik akan memulai serangkaian proses untuk memilih pemimpin baru. Para cardinal dari seluruh dunia akan berkumpul di Vatikan dan menggelar konklaf di untuk memilih Paus baru, biasanya setelah 15 hari berkabung.
(Rahman Asmardika)