MALANG - Terduga korban pelecehan seksual oknum dokter di rumah sakit swasta Malang masih mengalami trauma. Rasa trauma itu masih belum hilang kendati kejadian dugaan pelecehan seksual itu dialami ADE (31), mengalaminya pada tahun 2023.
Penasihat hukum terduga korban Tri Eva Oktaviani menuturkan, pihaknya sempat kesulitan mengulik keterangan dari ADE karena rasa traumatik dari terduga korban, meski peristiwa itu terjadi pada 2023 atau berjalan dua tahun lalu. Saat itu tim dari YLBHI Surabaya Pos Malang berusaha mengorek keterangan awal, tapi korban terus menangis hingga sejam lamanya.
"Ketika disampaikan terkait dengan terduga pelaku, foto atau bahkan namanya saja itu korbannya ketrigger lagi menangis. Jadi pada awal pertama kali mendengar nama dan foto itu, 30 menit hingga 1 jam itu nangis terus," ucap Tri Eva Oktaviani, saat dikonfirmasi, Rabu (23/4/2025).
Namun, kliennya memutuskan untuk melapor ke polisi usai mendengar dan melihat insta story dari korban lainnya berinisial QAR (31), yang terlebih dahulu melapor ke Polresta Malang Kota. Kemudian, ADE akhirnya ikut bersuara untuk mencegah adanya korban lainnya.
"Korban ini tergerak untuk speak up supaya tidak ada korban korban lainnya, (berani lapor) karena melihat insta story dari korban yang lainnya," ucap Eva, sapaan akrabnya.
Demi membantu proses pemulihan psikis ADE, tim penasihat hukum juga sudah berkomunikasi dengan psikolog klinis jaringannya. Meskipun sebelumnya korban sempat ditawarkan oleh Rumah Sakit (RS) Persada Malang, diberikan layanan psikologis untuk membantu pemulihan psikisnya, tapi ditolaknya.
"Kami berusaha menghubungkan ke psikolog klinis jaringan kami, untuk kami rekomendasikan untuk rekam medisnya supaya ada pemberian psikologis dengan korban," ujarnya.