Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Yordania Larang Kelompok Ikhwanul Muslimin

Rahman Asmardika , Jurnalis-Kamis, 24 April 2025 |12:32 WIB
Yordania Larang Kelompok Ikhwanul Muslimin
Yordania larang organisasi Ikhwanul Muslimin.
A
A
A

Ikhwanul Muslimin, salah satu gerakan Islam tertua dan paling berpengaruh di dunia Arab, telah membantah memiliki kaitan dengan dugaan rencana tersebut tetapi mengakui para anggotanya mungkin terlibat secara individu dalam penyelundupan senjata warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki.

Para penentang Ikhwanul Muslimin, yang dilarang di sebagian besar negara Arab, menyebutnya sebagai kelompok teroris berbahaya yang harus dihancurkan. Gerakan tersebut menyatakan pihaknya secara terbuka meninggalkan kekerasan puluhan tahun lalu dan mengejar visi Islamis dengan menggunakan cara damai.

Lengan politik Ikhwanul Muslimin di Yordania, Front Aksi Islam (IAF), menjadi kelompok politik terbesar di parlemen setelah pemilu September lalu, meskipun sebagian besar kursi masih dipegang oleh pendukung pemerintah.

Kantor mereka juga digerebek dan dokumen-dokumen disita, sebuah tindakan yang dapat menandakan dimulainya tindakan keras yang lebih luas terhadap partai yang membubarkannya, kata seorang sumber keamanan kepada Reuters.

Kepala IAF Wael Saqqa membantah kelompok itu memiliki hubungan organisasi dengan Ikhwanul Muslimin, dan mengatakan mereka adalah partai politik independen yang mematuhi hukum.

Rencana Serangan

Fraya mengatakan anggota Ikhwanul Muslimin telah merencanakan serangan terhadap target keamanan dan lokasi sensitif di Yordania, yang bertujuan untuk mengganggu stabilitas negara, tetapi tidak mengidentifikasi targetnya.

Pasukan keamanan mengatakan minggu lalu mereka telah menemukan fasilitas produksi roket di samping pabrik pesawat tak berawak tempat roket jarak pendek sedang dikembangkan, dengan setidaknya satu rudal siap diluncurkan.

 

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement