"Dari data yang kami pegang ada sekitar 20 an anak yang menjadi korban," jelasnya.
Lanang menyebut, pelaku melakukan pelecehan tidak hanya terjadi di lingkup sekolah, namun juga di luar sekolah. Bahkan, dari sekian banyak anak yang menjadi korban terdapat anak yang ketika mendengar nama pelaku sudah ketakutan.
"Ada yang saat ekstrakurikuler renang di daerah Janti Klaten, salah satu anak itu saat ganti baju diseret masuk ke kamar mandi lalu pintunya dikunci dari dalam dan dilecehkan," terangnya.
Atas kasus ini, ia membuka diri pada orang tua wali murid yang anaknya menjadi korban untuk bersuara. Sebab kasus yang terjadi di lembaga pendidikan apalagi berbasis agama ini sangat memprihatinkan.
(Khafid Mardiyansyah)