JAKARTA - Kepala PPATK, Ivan Yustiavandana menyebutkan, sejatinya dalam kasus judi online sebagaimana telah diungkap Dittipidsiber Bareskrim Polri, para pelaku mencatut nama para petani di daerah. Mereka dipaksa membuka rekening, yang mana rekeningnya lantas digunakan oleh mereka untuk setoran judi.
"Kartu-kartu itu (ATM) kami temukan banyak kartu yang dibeli dari para saudara-saudara kita, petani, saudara-saudara kita di pedesaan yang dipaksa membuka rekening, habis itu rekeningnya dipakai oleh pengepul dipakai buat setoran judi," ujarnya pada wartawan di Mabes Polri, Jumat (2/5/2025).
Menurutnya, PPATK melihat persoalan itu tak sekedar judol belaka, tapi dalam kartu ATM itu seharusnya ada uang yang dihasilkan kedua orangtua untuk pendidikan anak-anaknya. Bahkan, dampak judol bisa merembet kemana-mana, seperti konflik rumah tangga, usaha yang bubar, berujung kasus pembunuhan, narkotika, hingga pencurian.
"Di balik rupiah ini itu ada uang yang harus dibayarkan untuk sekolah, uang yang harus dibayarkan buat makan bergizi dan segala macam. Gara-gara masyarakatnya kecanduan. Kami menemukan anak dijual oleh bapaknya. Kami menemukan istri dipukulin gara-gara tidak ngasih suami judol dan segala macam. Iya uang-uang ini," tuturnya.
"Jadi, kalau melihatnya secara sederhana bahwa ini mengenai judi online, ya berhenti sampai di situ," papar Ivan.
Dia menerangkan, pertumbuhan judi online dari tahun 2022 ke 2023 mencapai 213 persen dari Rp 200 triliun mencapai 327 trilun. Maka itu, kolaborasi antardesk pun harus dilakukan sehingga bisa menekan pertumbuhan judol, yang mana saat ini pertumbuhan judol hanya mencapi 10 persen saja dibandingkan tahun sebelumnya.
"Data yang dimiliki PPATK dan data ini sudah kami sampaikan ke Pak Presiden dalam beberapa kesempatan, tahun 2024 saja pertumbuhan judi online itu sampai 981 triliun, PPATK memprediksi sampai tahun 2024 kemarin, pertumbuhan bisa ditekan dengan keseriusan kerja, sampai 440 triliun. Tidak sampai 981, tapi bisa ditekan sampai 440 triliun. Tapi ternyata hasilnya jauh lebih baik. Kolaborasi seperti yang Pak Kabareskrim sampaikan tadi menghasilkan hasil yang jauh lebih baik. Pertumbuhan berhenti di 359 triliun," jelasnya.