Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Putin Berharap Rusia Tak Perlu Gunakan Senjata Nuklir untuk Akhiri Konflik di Ukraina

Rahman Asmardika , Jurnalis-Minggu, 04 Mei 2025 |20:01 WIB
Putin Berharap Rusia Tak Perlu Gunakan Senjata Nuklir untuk Akhiri Konflik di Ukraina
Presiden Rusia Vladimir Putin. (Foto: Reuters)
A
A
A

JAKARTA - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa negaranya memiliki kekuatan dan sumber daya yang cukup untuk mengakhiri perang yang saat ini berlangsung di Ukraina. Meski begitu Putin berharap Rusia tidak perlu menggunakan senjata nuklir untuk melakukannya.

Dalam sebuah film yang ditayangkan oleh televisi pemerintah tentang seperempat abad Putin sebagai pemimpin tertinggi Rusia yang berjudul "Rusia, Kremlin, Putin, 25 tahun", Putin ditanya oleh seorang reporter tentang risiko eskalasi nuklir dari perang Ukraina.

"Mereka ingin memprovokasi kita sehingga kita melakukan kesalahan," kata Putin dalam tayangan tersebut, sebagaimana dilansir Reuters "Tidak perlu menggunakan senjata-senjata (nuklir) itu... dan saya harap senjata-senjata itu tidak diperlukan."

Putin memerintahkan ribuan tentara Rusia ke Ukraina pada Februari 2022, yang memicu konflik darat terbesar di Eropa sejak Perang Dunia Kedua dan konfrontasi terbesar antara Moskow dan Barat sejak puncak Perang Dingin.

Putin menggambarkan perang di Ukraina sebagai momen penting dalam hubungan Moskow dengan Barat, yang menurutnya telah mempermalukan Rusia setelah Tembok Berlin runtuh pada 1989 dengan memperluas NATO dan melanggar apa yang dianggapnya sebagai lingkup pengaruh Moskow.

 

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah berusaha untuk melakukan mediasi untuk mengakhiri konflik di Ukraina, yang disebut Moskow sebagai “perang proksi” Barat dengan Rusia.

Trump telah memberi isyarat selama berminggu-minggu bahwa dia frustrasi dengan kegagalan Moskow dan Kyiv mencapai kesepakatan untuk mengakhiri perang, meskipun Kremlin telah mengatakan bahwa konflik tersebut sangat rumit sehingga kemajuan cepat yang diinginkan Washington sulit dicapai.

Penerus Kepemimpinan Rusia

Dalam wawancara tersebut, Putin juga mengungkapkan bahwa dia selalu memikirkan tentang siapa yang akan menjadi penerusnya kelak. Dia menegaskan bahwa pada akhirnya keputusan itu ada di tangan rakyat Rusia.

"Pada akhirnya, pilihan ini adalah untuk rakyat, untuk rakyat Rusia," kata Putin. "Saya pikir harus ada satu orang, atau lebih tepatnya beberapa orang, sehingga masyarakat punya pilihan."

Putin, mantan letnan kolonel KGB yang dilantik sebagai presiden pada hari terakhir tahun 1999 oleh Boris Yeltsin, menjabat sebagai presiden dari tahun 1999 hingga 2008, kemudian sebagai perdana menteri hingga tahun 2012, dan kemudian menjabat lagi sebagai presiden dari tahun 2012 hingga sekarang.

Meskipun tidak ada penerus Putin yang jelas, berdasarkan konstitusi Rusia, jika presiden tidak dapat memenuhi tugasnya, maka perdana menteri - saat ini Mikhail Mishustin - akan mengambil alih kekuasaan presiden.

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement