Seperti diberitakan, setidaknya sudah terjadi sederet kasus keracunan massal akibat menu MBG selama 2025. Terbaru, sebanyak 13 siswa SDN 33 Kasipute, Bombana, Sulawesi Tenggara, dilaporkan mengalami gejala muntah dan sakit perut akibat menu MBG ayam tepung yang diduga basi.
Kemudian, sebanyak 60 siswa dilaporkan mengalami mual dan sakit perut setelah mengonsumsi makanan program MBG di SDN Proyonanggan 5 Batang, Jawa Tengah.
Daniel pun menyambut positif langkah Presiden Prabowo Subianto yang segera turun ke lapangan memantau pelaksanaan MBG agar kasus keracunan menu makanan untuk anak tidak terulang kembali.
"Kami dukung target zero accident di MBG yang menjadi komitmen pemerintah. Kami akan lihat, dan kami pantau perkembangan perbaikan pelaksanaan MBG ini. Mulai tidak adanya kejadian keracunan sampai tidak ada lagi wadah plastik yang beredar dan ditemukan di sekolah-sekolah," ucapnya.
Daniel juga mendorong Kementerian Lingkungan Hidup untuk duduk bersama BGN, Kementerian Pendidikan Dasar Menengah (Kemendikdasmen), dan Kementerian Kesehatan dalam rangka menyusun pedoman teknis pelaksanaan program MBG yang ramah lingkungan.
Sekolah, kata Daniel, juga perlu diberdayakan dan diberi dana memadai untuk menggunakan peralatan makan ulang pakai atau sistem katering dengan kontrol kualitas yang ketat.
"Di tengah semangat Presiden Prabowo untuk menjadikan program MBG sebagai andalan Pemerintah, maka komitmen keberlanjutan harus masuk dalam kerangka besarnya. Harus dipastikan bahwa MBG memenuhi tiga prinsip utama, bergizi, aman dan keberlanjutan," jelas Daniel.
"Anak-anak Indonesia berhak mendapatkan gizi yang layak serta lingkungan yang sehat dan keberlanjutan secara bersamaan. Hal ini harus menjadi komitmen kita bersama,” tutupnya.
(Arief Setyadi )