Bisa saja berdasarkan tradisi lama, atau karena merasa terancam oleh musuh Mataram, yaitu Banten dan Jambi yang sedang berkembang dengan pesat. Wilayah Jambi sendiri memang masih memberi sembah dan setianya ke Raja Mataram.
Tetapi tidak lama kemudian terdapat suatu aliran yang kuat sekali dalam kerajaan ini, khususnya di kalangan generasi muda, yang ingin memisahkan diri dari Jawa. Di Kalimantan pun nyaris sama. Setelah tahun 1660 tidak terdapat lagi sisa - sisa kekuasaan Mataram, sedangkan Makassar menghargai orang Jawa paling-paling sebagai sekutu.
Bahkan dari ikhtisar singkat ini pun sudah terlihat bahwa, antara kenyataan dan pengakuan tentang luasnya kekuasaan itu, terdapat jurang yang dari tahun ke tahun men- jadi semakin dalam dan semakin lebar. Di sinilah perlu ditelaah proses kehancuran kerajaan di Jawa dan daerah seberang ini dengan lebih teliti.
Kehancuran Mataram ini dapat menjalar ke mana-mana begitu cepat dan hebat, disebabkan oleh sangat kurangnya keperkasaan sang raja. Sering sekali ia melancarkan rencana peperangan, dan berkali-kali mengancam akan melakukan tindakan perang yang keras, tetapi jarang sekali atau tidak pernah terwujud dalam pukulan yang nyata.