JAKARTA - Sosok pemimpin oposisi Israel yang mengkritik pembunuhan anak-anak sebagai hobi menarik untuk diketahui. Dia adalah Yair Golan, pemimpin Partai Demokrat.
Golan mengkiritk keras serangan militer Israel. Ia menyebut hanya negara waras yang tidak berperang melawan sipil.
Ia memperingatkan kondisi ini bisa membuat Israel terisolasi secara global.
"Israel tengah menuju menjadi negara paria, seperti Afrika Selatan, jika kita tidak kembali bertindak seperti negara yang waras," kata Yair Golan, kepada lembaga penyiaran publik Israel KAN, melansir Anadoulu, Rabu (21/5/2025).
"Dan negara yang waras tidak berperang melawan warga sipil, tidak membunuh anak-anak sebagai hobi, dan tidak bertujuan untuk mengusir penduduk," katanya.
Ia menyebutkan, pemerintah ini penuh dengan tipe pendendam yang tidak bermoral dan tidak memiliki kemampuan untuk menjalankan negara di masa krisis. "Ini membahayakan keberadaan kita," ucapnya.
Pernyataan Golan memicu amarah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang mengabaikan seruan internasional untuk mengakhiri perang brutal di Gaza.
Netanyahu menggambarkan pernyataan Golan sebagai "fitnah berdarah" dan "hasutan liar."
"Saya mengutuk keras hasutan liar dari Yair Golan terhadap tentara heroik kami dan terhadap Negara Israel," kata Netanyahu.
Golan yang berusia 63 tahun pensiun dari IDF pada 2018 setelah 38 tahun bertugas di militer, melansir Times of Israel. Ia terjun ke dunia politik pada 2019 sebagai bagian dari daftar calon anggota partai sayap kiri Democratic Union, sebelum bergabung dengan Meretz menjelang Pemilihan Umum Maret 2021.
Ia kemudian memenangkan pemilihan pendahuluan partai Buruh dan menjadi ketua pada Mei 2024. Ia mengawasi penggabungannya dengan Meretz untuk menjadi partai yang sekarang dikenal sebagai The Democrats.
Tak lama setelah komentar awalnya, Golan dicoret dari jadwal konferensi Kongres Yahudi Dunia di Yerusalem. Padahal pada kongres tersebut, ia dijadwalkan berbicara di forum tertutup anggota WJC tentang hubungan Israel-Diaspora.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan lebih dari 53.000 orang tewas sejak Israel melancarkan serangannya.
(Erha Aprili Ramadhoni)