Political Officer British Embassy Jakarta, Ramon Sevilla, yang turut hadir dalam pertemuan ini mengatakan, “Co-creation (kolaborasi penciptaan karya) sangat penting. Kami percaya talenta di Indonesia sama banyaknya dengan yang ada di Inggris. Dengan mempertemukan mereka untuk saling belajar dan menciptakan bersama, hasilnya bisa luar biasa,” ujarnya.
Dia menjelaskan bahwa British Council memiliki program bernama Connections Through Culture, yang mempertemukan seniman dan organisasi dari Inggris dan Indonesia untuk menciptakan karya bersama dan menampilkannya, baik di Indonesia maupun di Inggris.
Menurutnya, hal tersebut merupakan salah satu cara agar lebih banyak seniman Indonesia yang bisa dikenal dan dihargai oleh masyarakat Inggris, dan juga sebaliknya.
Adapun sederet pihak yang turut hadir dalam pertemuan ini, yaitu Direktur Jenderal Promosi, Diplomasi, dan Kerja Sama Budaya, Endah Tjahjani Dwirini; Direktur Diplomasi Kebudayaan, Raden Usman Effendi; Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Industri Kebudayaan, Anindita Kusuma Listya; dan Staf Khusus Menteri Bidang Diplomasi Budaya dan Hubungan Internasional, Annisa Rengganis.
Melalui kesempatan tersebut, Menbud Fadli Zon ingin memperkuat hubungan budaya antara kedua negara.
“Saya berharap ke depan akan ada komunikasi dan koordinasi yang lebih terstruktur dan berkelanjutan dengan pihak-pihak terkait di Inggris, termasuk Departemen Kebudayaan, Media, dan Olahraga (DCMS) dan Sekretaris Negara yang membidanginya. Juga, lembaga-lembaga seperti British Library dan institusi warisan lainnya, termasuk keluarga Lord Minto dan Timothy Elliot-Murray-Kynynmound, yang dikenal sebagai penjaga prasasti Sangguran,” katanya.
Selain itu, Menbud Fadli juga berharap kedua negara ini bisa membentuk suatu kerangka kerja sama yang lebih luas untuk mendukung program-program di bidang kebudayaan, termasuk yang telah dilakukan seperti British Council.
(Agustina Wulandari )