Kerusakan meluas ke sejumlah pusat regional, termasuk kota terbesar kedua di Ukraina, Kharkiv, serta Mykolaiv di selatan dan Ternopil di barat.
Di Kyiv, Tymur Tkachenko, kepala administrasi militer kota, mengatakan 11 orang terluka dalam serangan pesawat nirawak. Tidak ada kematian yang dilaporkan di ibu kota, meskipun empat orang tewas di wilayah sekitar kota, menurut para pejabat.
Ini adalah serangan udara besar kedua dalam dua hari. Pada Jumat, (23/5/2025) malam, Rusia meluncurkan puluhan pesawat nirawak dan rudal balistik ke Kyiv dalam gelombang yang berlanjut sepanjang malam.
Serangan itu terjadi saat Ukraina dan Rusia bersiap untuk melaksanakan hari ketiga dan terakhir pertukaran tahanan di mana kedua belah pihak akan menukar total 1.000 orang. Utusan Khusus AS untuk Ukraina Keith Kellogg mengatakan pada Minggu, (24/5//2025) bahwa serangan itu merupakan "pelanggaran yang jelas" terhadap Protokol Perdamaian Jenewa 1977 dan menyerukan gencatan senjata segera.
Ukraina dan sekutu-sekutunya di Eropa telah berupaya mendesak Moskow untuk menandatangani gencatan senjata selama 30 hari sebagai langkah awal untuk menegosiasikan akhir perang yang telah berlangsung selama tiga tahun.
Upaya mereka mengalami pukulan awal minggu ini ketika Trump menolak untuk memberikan sanksi lebih lanjut kepada Moskow karena tidak menyetujui penghentian pertempuran segera, seperti yang diinginkan Kyiv.