JAKARTA - Direktorat Tindak Pidana Umum (Dit Tipidum) Bareskrim Polri menyatakan jika ijazah milik mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) identik. Namun hasil bareskrim Polri itu dikritik oleh Ahli Digital Forensik, Rismon Sianipar.
Rismon menjelaskan, hasil uji laboratorium forensik (labfor) yang dikeluarkan Bareskim Polri tak bisa menjawab bahwa ijazah Jokowi asli. Sebab kata dia Bareskrim menguji sebuah keindetikan suatu dokumen.
"Bareskrim-nya saja tidak yakin itu autentik. Karena yang diuji adalah keidentikan. Uji keidentikan tidak menjawab keaslian," kata Rismon dalam program Rakyat Bersuara di Inews TV, Selasa (27/5/2025) malam.
"Itu identik test, kalau mau menjawab keaslian maka harus authenticity test, lebih ke originalitas dari ilmu bahannya," lanjutnya.
Menurutnya, uji keindetikan ijazah Jokowi tersebut dilakukan dengan menyandingkan tiga sample ijazah. Dia lantas mempertanyakan apakah tiga sample tersebut asli atau memang juga palsu.
"Maka referensi yang dikatakan tiga objek ijazah yang menjadi bahan perbandingan dari ijazah yang dikatakan ijazah Pak Jokowi, maka ketiga ijazah tersebut pun harus dicek originalitasnya. Ilmu bahannya, periode waktu diciptakan," ujarnya.
Dalam proses Scientific Crime Investigation, dibutuhkan variabel keluaran. Sementara istilah identik pada umumnya hanya melahirkan seberapa persen keindetikan dokumen yang diuji.
Dibutuhkannya variabel keluaran ini seperti salah satunya menguji jenis tinta dalam ijazah tersebut. Agar proses ini objektif yang menggunakan persentase menjelaskan detail soal keaslian Ijazah tersebut.
"Jadi harus menjawab jenis tinta saat itu, usia tinta, uji fisika, uji tekanan, uji kimia, dan lainnya. Dan kemarin yang kita dapatkan adalah identik. Identik itu subjektif," pungkasnya.
(Fahmi Firdaus )