5. Petir dan cuaca ekstrem buat pendakian ditutup
Pendakian Gunung Arjuno beberapa kali juga ditutup. Salah satu penyebabnya karena adanya cuaca ekstrim dan petir di atas gunung setinggi 3.339 Mdpl.
Maka setiap musim penghujan nyaris setiap tahunnya ditutup. Petugas Tahura Raden Soerjo menjelaskan, kondisi di atas Gunung Arjuno kerap muncul hujan es, badai, hingga petir yang membahayakan aktivitas pendakian.
Bahkan pada 6 April 2021 lalu cuaca ekstrim berupa hujan, badai kencang, hingga hujan es menerjang di ketinggian 2.600 Mdpl saat petugas melakukan patroli rutin dan pembersihan kawasan area gunung.
6. Kemunculan awan aneh
Gunung Arjuno juga kerap membuat geger lantaran kemunculan awan anehnya. Fenomena awan berbentuk mangkok pernah muncul di Gunung Arjuno, pada Kamis pagi 5 November 2021 dan menjadi perhatian di media sosial (medsos).
Saat itu awan berbentuk mangkok muncul di kawasan Gunung Arjuno sisi Kabupaten Malang. Dari penjelasan pihak BMKG menyebut, fenomena awan ini merupakan fenomena awan lentikularis. Dimana awan jenis ini tumbuh di sekitaran gunung atau dataran tinggi.
7. Kebakaran hebat hanguskan sebabkan status darurat
Kebakaran di Gunung Arjuno beberapa kali juga terjadi. Tercatat sejak lima tahun terakhir kebakaran pernah terjadi pada Juli 2019, tak kurang 100 hektar lahan hangus. Pada peristiwa ini water bombing dilakukan oleh BPBD Jawa Timur.
Pada September 2023 lalu, Gunung Arjuno juga terbakar hebat. Kebakaran ini diduga dari api unggun dari pendaki yang ditinggalkan begitu saja. Peristiwa ini sempat menjadi status darurat hingga pemadaman melibatkan ribuan personel dari lima wilayah kabupaten kota di area Gunung Arjuno.
Bahkan besarnya api membuat BNPB turun langsung mengerahkan helikopternya untuk water bombing atau pemadaman api dari udara. Tercatat nyaris kurang lebih 4.403 hektar lahan di kawasan Gunung Arjuno, terbakar sejak Juli hingga September awal 2023.
(Awaludin)