Okezone - Kerajaan Arab Saudi memanfaatkan teknologi digital dan kecerdasan buatan (AI) untuk memperlancar pelaksanaan Ibadah Haji 2025. Teknologi ini membuat jemaah haji semakin nyaman dalam melaksanakan rangkaian ibadah haji.
Dalam Simposium Akbar Haji ke-49 di Jeddah, Minggu 1 Juni 2025, Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Tawfiq Al Rabiah mengatakan, Arab Saudi telah berfokus pada peningkatan pengalaman haji digital dan memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan untuk memfasilitasi perjalanan jemaah, memastikan keselamatan, dan meningkatkan kenyamanan.
Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi menggelar Simposium Haji ke-49 di Kota Jeddah. Acara ini mempertemukan para cendekiawan, intelektual, serta pejabat dari seluruh negara Muslim membahas seputar haji serta megembangkannya di tantangan global saat ini.
Simposium Haji tahun ini mengangkat tema “Capability in Hajj and Contemporary Developments”. Wartawan iNews Media Group, Syafril Nasution, Masirom, dan Armydian Kurniawan, turut menghadiri Simposium Akbar ini.
Acara ini menggarisbawahi bahwa haji merupakan ibadah yang sangat menekankan aspek spiritual, kultural, serta kemanusiaan serta beradaptasi dengan tantangan logistik dan sosial .
Dalam perkembangannya pelaksanaannya, haji juga berupaya menyelaraskan dasar-dasar ajaran Islam dengan realitas praktik modern, mulai dari perkembangan teknologi dan kesehatan hingga transformasi logistik yang memengaruhi setiap langkah haji.
Simposium Haji yang sudah digelar selama 4 dekade ini juga menjadi platform pertukaran ilmiah, mendorong dialog tentang pelaksanaan haji di antara para akademisi dan pemimpin agama.
Menteri Tawfiq Al Rabiah mengatakan, persiapan haji tahun ini merupakan hasil dari upaya terpadu yang sejalan dengan tujuan Visi 2030 Saudi dan Program Pelayanan Tamu Allah.
"Saudi berhasil meningkatkan kepuasan jemaah secara signifikan, yakni dari 74 persen pada 2022 menjadi 81 persen pada 2024," ujar Al Rabiah.
Tingkat kesiapan haji tahun ini, hingga Sabtu (31/5) atau atau H-5 Wukuf, juga telah mencapai lebih dari 97 persen, dibandingkan dengan 81 persen pada tahun lalu.
Inisiatif utama meliputi peningkatan infrastruktur yang dilakukan oleh Komisi Kerajaan untuk Kota Makkah dan Tempat Suci, termasuk 170.000 meter persegi area teduh, 20.000 pohon baru ditanam, serta pembangunan trotoar pejalan kaki berbahan karet.
Ketentuan layanan kesehatan juga telah diperluas dengan rumah sakit darurat baru, 15 unit ambulans, 71 stasiun cepat tanggap, dan 64 kompleks kesehatan dua lantai.
Sementara itu Kepresidenan Umum untuk Urusan Dua Masjid Suci menerapkan paket operasional canggih mencakup peningkatan sistem mobilitas, panduan spasial yang lebih baik, peningkaan sistem audio, fasilitas ramah anak, dan memperkaya pengalaman spiritual jemaah melalui iktikaf.
“Apa yang kita saksikan hari ini dalam hal keharmonisan dan kesiapan di antara berbagai sektor mencerminkan kepedulian kepemimpinan terhadap para jemaah dan komitmen untuk memungkinkan mereka melakukan ibadah yang aman dan lancar," katanya.
Saleh Al-Rasheed, CEO Komisi Kerajaan untuk Kota Makkah dan Tempat Suci, mengatakan komisinya dibentuk untuk memberikan layanan terpadu sesuai Visi 2030.
Pusat transportasi umum yang baru diluncurkan telah mengintegrasikan lebih dari 10 entitas untuk memperlancar transportasi jemaah haji. Dengan lebih dari 23.000 bus dan sistem kereta Al Mashaaer, jaringan transportasi menyediakan mobilitas yang aman dan efisien bagi jamaah haji.
Makkah juga telah merampungkan pembangunan jalan lingkar guna meningkatkan akses.
(Angkasa Yudhistira)