Sebelumnya, Anggota Komisi X DPR RI Mercy Chriesty Barends meminta proyek penulisan ulang sejarah untuk dihentikan. Pasalnya, ia kecewa lantaran proyek itu hendak menghapus tragedi pemerkosaan massal 98.
Hal itu diungkapkan Mercy saat Rapat Kerja (Raker) bersama Menteri Kebudayaan Fadli Zon di Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat. Dalam kesempatan itu, Mercy turut membawa dokumen hasil temuan TGPF yang membuktikan adanya tragedi pemerkosaan massal.
Menurutnya, sejarah tanpa ditulis akan memiliki dialektika untuk berbicara bagi rakyat Indonesia. Untuk itu, ia meminta Fadli Zon menghentikan proyek penulisan ulang sejarah.
"Kami percaya ya Pak ya, daripada diteruskan dan berpolemik, mendingan dihentikan. Kalau Bapak mau teruskan, ada banyak yang terluka di sini," ujar Mercy.
"Kalau memilih-memilih saja mana yang ditulis dan mana yang tidak ditulis, ada banyak kekelaman-kekelaman yang ada di bawah permukaan yang tidak bisa kami ungkapkan satu persatu," pungkasnya.
(Angkasa Yudhistira)