Kehadiran Sabam di tengah-tengah jemaat GPI tidak hanya menjadi simbol keterwakilan politik, tetapi juga pengingat akan pentingnya suara umat dalam proses legislasi dan kebijakan nasional.
Sabam, yang merupakan Ketua Umum Perkumpulan Kerukunan Umat Pentakosta Indonesia (PERKUPI), berjanji akan terus menjaga komunikasi dan konsolidasi dengan basis-basis komunitas, termasuk basis religius.
Sabam Sinaga, yang berasal dari daerah pemilihan Sumatera Utara, mengapresiasi konsistensi GPI dalam mendorong nilai-nilai inklusivitas dan toleransi di tengah dinamika sosial masyarakat. Ia menyebut bahwa GPI adalah contoh konkret bagaimana gereja mampu berkembang secara mandiri, terorganisasi, dan adaptif dalam menjawab tantangan zaman.
“Sebaran gereja ini tidak hanya terbatas di Sumatera atau pulau-pulau besar, tetapi juga sudah menjangkau provinsi-provinsi di wilayah timur dan bahkan sampai ke luar negeri. Ini menunjukkan bahwa gereja ini tidak hanya berkembang secara spiritual, tetapi juga secara institusional dan sosial,” ujar Sabam.
Ia juga menekankan pentingnya penguatan pendidikan dan pengembangan kapasitas jemaat, terutama generasi muda gereja. Menurutnya, sinergi antara lembaga legislatif dan komunitas keagamaan seperti GPI menjadi kunci dalam memastikan pemerataan akses pendidikan dan pelatihan vokasional, khususnya di daerah-daerah terpencil.