Ketidakpuasan terhadap Raja Kertajaya mencapai puncaknya ketika ia mengaku sebagai Tuhan dan memerintahkan para brahmana untuk menyembah dirinya. Tindakan ini jelas ditentang dan memicu kemarahan. Kaum brahmana kemudian mendorong rakyat untuk tidak patuh terhadap raja yang dianggap menistakan agama.
Sebagai sosok yang dihormati, seruan kaum brahmana berhasil memengaruhi rakyat Kediri. Mereka pun berbalik mendukung Ken Arok dan para brahmana, bahkan turut terjun ke medan pertempuran demi menggulingkan Kertajaya.
Pasukan pun disiapkan, strategi disusun. Tumapel di bawah komando Ken Arok menunjukkan kesiapan tinggi untuk menyerbu Kediri. Kondisi ini diperparah oleh makin banyaknya rakyat Kediri yang muak terhadap pemerintahan Raja Kertajaya.