Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Korban Tewas Serangan Israel di Gaza Telah Tembus 60 Ribu Jiwa

Rahman Asmardika , Jurnalis-Rabu, 30 Juli 2025 |10:45 WIB
Korban Tewas Serangan Israel di Gaza Telah Tembus 60 Ribu Jiwa
Ilustrasi.
A
A
A

JAKARTA – Operasi militer Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 60.000 orang sejak dimulai pada Oktober 2023, menurut pernyataan dari Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas. Awal pekan ini, kementerian tersebut menyatakan bahwa jumlah korban telah mencapai setidaknya 60.034, termasuk 18.592 anak-anak dan 9.782 perempuan.

Jumlah korban tewas kembali bertambah setidaknya 112 orang sebelum Selasa (29/7/2025), dengan 22 orang tewas saat mencoba mendapatkan bantuan, kata kementerian tersebut. Perempuan dan anak-anak juga menjadi korban dalam serangan Israel yang menghantam rumah warga pada Senin (28/7/2025) malam dan Selasa pagi.

Israel melancarkan serangannya sebagai tanggapan atas serangan yang dipimpin Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera 251 lainnya.

Korban Jiwa Bertambah

Di wilayah Nuseirat pusat, Rumah Sakit al-Awda melaporkan 30 orang, termasuk 14 perempuan dan 12 anak, tewas dalam serangan terhadap rumah-rumah pada malam hari dan Selasa pagi. Banyak dari mereka yang tewas masih berkerabat, dengan 19 orang disebutkan sebagai anggota keluarga Abu Ataya, Siyam, dan Nabhan.

Empat anggota keluarga al-Agha tewas dan lainnya luka-luka dalam serangan Israel terhadap sebuah tenda yang menampung para pengungsi di wilayah pesisir Al-Mawasi di Khan Younis, menurut Rumah Sakit Nasser.

Sembilan orang lainnya tewas di Khan Younis, menurut sumber dan saksi mata di rumah sakit setempat.

Di Kota Gaza, dua orang tewas dan beberapa lainnya luka-luka dalam serangan rudal Israel terhadap apartemen milik keluarga al-Batsh, ungkap Rumah Sakit Al-Shifa. Serangan berikutnya menewaskan lima anggota dari satu keluarga.

Tim penyelamat masih berjuang untuk menjangkau korban dari serangan lainnya.

 

Rumah Sakit al-Awda juga menyatakan setidaknya 14 orang tewas dan lebih dari 100 orang terluka oleh serangan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di dekat titik distribusi bantuan di Gaza tengah.

IDF menyatakan bahwa "bertentangan dengan laporan, setelah peninjauan yang dilakukan, IDF tidak mengetahui adanya korban jiwa akibat tembakan IDF di dekat lokasi distribusi di Jalur Gaza tengah". IDF menyatakan telah menyerang "beberapa target teror" di Nuseirat dan telah mengambil langkah-langkah "untuk mengurangi risiko melukai warga sipil".

Dalam sebuah pernyataan di Telegram, IDF menyatakan telah "menghabisi beberapa teroris yang menimbulkan ancaman" dan "menargetkan infrastruktur teroris serta beberapa fasilitas penyimpanan senjata" selama sehari terakhir di Khan Younis.

PBB mengatakan lebih dari 1.000 warga Palestina telah dibunuh oleh militer Israel saat mencoba mendapatkan makanan sejak 27 Mei. Sebagian besar berada di dekat lokasi distribusi yang dikelola oleh organisasi yang didukung Israel dan Amerika Serikat (AS), Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF), yang mulai beroperasi pada akhir Mei, dan lainnya di dekat konvoi bantuan PBB dan lainnya.

Kebuntuan Perundingan Damai

Sementara itu, seorang pejabat senior Hamas mengatakan kepada BBC News pada Selasa bahwa para negosiator kelompok tersebut telah memberi tahu mediator dari Qatar dan Mesir bahwa mereka akan menghentikan perundingan tidak langsung dengan Israel selama kelaparan masih melanda Gaza.

Hal ini terjadi setelah Israel dan AS meninggalkan perundingan pekan lalu. AS mengatakan Hamas tidak bernegosiasi dengan "itikad baik", sementara Netanyahu mengatakan ia "mempertimbangkan opsi alternatif" untuk memulangkan para sandera yang masih ditahan di Gaza.

Kesenjangan yang signifikan masih terjadi antara Israel dan Hamas dalam perundingan tersebut, termasuk penarikan pasukan Israel, distribusi bantuan, dan penghentian permanen permusuhan.

 

Peringatan mengerikan tentang kelaparan yang menyebar di Gaza berlanjut pada Selasa, dengan para pakar keamanan pangan global yang didukung PBB memperingatkan bahwa skenario terburuk kelaparan "sedang terjadi" di Jalur Gaza.

Meskipun Israel terus bersikeras bahwa mereka tidak bertanggung jawab atas bencana kemanusiaan di Gaza dan tidak memberlakukan pembatasan bantuan yang masuk ke Gaza, klaim tersebut tidak diterima oleh sekutu dekatnya di Eropa, maupun Perserikatan Bangsa-Bangsa serta badan-badan lain yang aktif di Gaza.

Pada Minggu, Israel, yang mengendalikan semua jalur masuk barang ke Gaza, memulai apa yang disebutnya sebagai "jeda taktis" 10 jam setiap hari untuk memungkinkan pengiriman bantuan kemanusiaan, dan mengumumkan penetapan "rute aman yang ditentukan" untuk konvoi bantuan.

Bantah Angka Kementerian Gaza

Israel telah mempertanyakan angka-angka dari Kementerian Kesehatan, yang tidak membedakan berapa banyak korban tewas yang merupakan anggota kelompok bersenjata Palestina.

Militer Israel mengatakan pada awal tahun bahwa 20.000 anggota Hamas dan Jihad Islam Palestina telah tewas selama perang. Awal bulan ini, kepala staf militer mengatakan telah menyerang lebih dari 1.300 "teroris" dalam beberapa pekan terakhir.

Jurnalis internasional diblokir oleh Israel untuk memasuki Gaza secara independen, sehingga tidak dapat memverifikasi angka dari kedua belah pihak.

Di masa lalu, angka-angka dari Kementerian Kesehatan banyak digunakan di masa konflik dan dianggap dapat diandalkan oleh PBB serta organisasi internasional lainnya.

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement