BANGKOK – Militer Thailand memulangkan dua dari 20 tentara Kamboja yang ditahan di negara itu pada Jumat (1/8/2025), menjelang pertemuan penting di Malaysia minggu depan. Pertemuan mendatang akan dihadiri para menteri pertahanan dan komandan militer dari kedua belah pihak untuk melakukan pembicaraan yang bertujuan mempertahankan gencatan senjata di sepanjang perbatasan mereka yang disengketakan.
Ketegangan yang telah lama membara di perbatasan Thailand-Kamboja meledak menjadi bentrokan minggu lalu, termasuk baku tembak artileri dan serangan jet tempur, yang merupakan pertempuran terburuk antara kedua negara tetangga di Asia Tenggara tersebut dalam lebih dari satu dekade.
Bentrokan tersebut menewaskan setidaknya 43 orang dan menyebabkan lebih dari 300.000 orang mengungsi.
Gencatan senjata dicapai pada Senin (28/7/2025) menyusul desakan Malaysia dan panggilan telepon dari Presiden Amerika Serikat (AS) Trump yang mengancam akan menunda negosiasi tarif dengan kedua negara hingga pertempuran berhenti.
Di Bangkok, juru bicara pemerintah Thailand, Jirayu Houngsub, mengatakan kepada wartawan pada Jumat bahwa dua tentara Kamboja telah dipulangkan, dan 18 tentara lainnya sedang diproses karena melanggar undang-undang imigrasi.
"Tentara Kamboja telah memasuki wilayah Thailand dan militer menahan mereka, memperlakukan mereka berdasarkan prinsip kemanusiaan," ujarnya, sebagaimana dilansir Reuters.
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Pertahanan Kamboja meminta Thailand untuk memulangkan semua tentara yang ditahan.
"Kamboja secara aktif terlibat dalam negosiasi untuk menjamin pembebasan mereka, dan menegaskan kembali seruannya yang tegas untuk pembebasan mereka segera dan tanpa syarat sesuai dengan hukum humaniter internasional," ujar seorang juru bicara kementerian.
Para menteri pertahanan dan pemimpin militer dari kedua belah pihak, yang sebelumnya dijadwalkan bertemu di ibu kota Kamboja minggu depan, kini akan mengadakan pembicaraan di Malaysia setelah Thailand memilih lokasi netral untuk pertemuan tersebut.
Komite Perbatasan Umum, yang mengoordinasikan keamanan perbatasan, gencatan senjata, dan pengerahan pasukan, akan bertemu antara 4-7 Agustus, ungkap Penjabat Menteri Pertahanan Thailand, Nattaphon Narkphanit, kepada para wartawan.
"Atase pertahanan dari negara-negara ASEAN lainnya akan diundang, begitu pula atase pertahanan dari AS dan China," ujar seorang juru bicara pemerintah Malaysia kepada wartawan, merujuk pada blok regional Asia Tenggara yang saat ini diketuai negara tersebut.
Thailand dan Kamboja telah puluhan tahun mengklaim yurisdiksi atas titik-titik tak berbatas di sepanjang perbatasan darat mereka yang sepanjang 817 km (508 mil), dengan kepemilikan beberapa kuil kuno menjadi pusat sengketa.
Pada Mei, seorang tentara Kamboja tewas dalam pertempuran kecil, yang menyebabkan penambahan pasukan dan krisis diplomatik, yang akhirnya membesar menjadi pertempuran sengit selama lima hari pada akhir Juli.
(Rahman Asmardika)