JAKARTA – Kapal cepat Dolphin II yang melayani rute Pelabuhan Nusa Penida–Sanur, Bali, tenggelam dan kandas di alur masuk pelabuhan pada Selasa 5 Agustus 2025. Kapal tersebut mengangkut 75 penumpang dan 5 anak buah kapal (ABK) saat insiden terjadi.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar, I Nyoman Sidakarya, mengungkapkan bahwa dua korban warga negara asing (WNA), yakni Shi Guo Hong (20) dan Hanging Yu (37), ditemukan meninggal dunia pada hari pertama pencarian.
Korban ketiga, seorang ABK bernama I Kadek Adi Jaya Dinata (23) yang sebelumnya dilaporkan hilang, ditemukan meninggal dunia pada Rabu (6/8) sekitar pukul 13.00 WITA. Jenazahnya ditemukan terdampar di bibir Pantai Padang Galak, setelah dihantam gelombang.
"Awalnya dikira sebatang kayu yang mengambang, tapi saat mendekati pantai baru disadari itu adalah tubuh manusia. Warga yang melihat lalu berteriak minta bantuan," jelas Sidakarya melalui akun Instagram resmi @kantorsar_denpasar, dikutip Kamis (7/8/2025).
Tim SAR gabungan yang sedang menyisir area darat langsung bergerak ke lokasi dan mengevakuasi jenazah ke RSUP Prof. Dr. I.G.N.G. Ngoerah menggunakan ambulans milik BPBD Kota Denpasar.
Evakuasi Kapal Terkendala, Gunakan Dua Alat Berat
Proses pembalikan kapal Dolphin II yang sempat ditarik ke pinggir pantai dilakukan secara hati-hati guna memastikan tidak ada korban terperangkap di dalam kapal. Usaha awal menggunakan satu unit alat berat tidak berhasil, sehingga dua unit alat berat akhirnya dikerahkan.
"Kapal masih dalam posisi terbalik, tim SAR gabungan bersama warga berusaha membalikkan untuk memastikan tidak ada korban yang tertinggal," ujar Sidakarya.
Pencarian Libatkan Banyak Unsur
Selama dua hari operasi SAR, tim yang dikerahkan berasal dari berbagai instansi, yakni Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Denpasar, Dit Samapta Polda Bali, TNI AL, Pol Airud Polda Bali, Bakamla, Kodim 1611 Badung, KSOP Kelas II Benoa, BPBD Provinsi dan Kota Denpasar, UPP Kelas II Nusa Penida, Potensi SAR seperti Sai Rescue, Senkom Mitra Polri, Bali Ranger Community, Alfa Team, serta Babinsa dan masyarakat setempat.
Tim dibagi ke dalam SRU darat dan SRU laut, serta mengoperasikan 1 unit Rigid Inflatable Boat (RIB) dengan melibatkan 7 personel dari tim SAR gabungan.
Penyebab pasti tenggelamnya kapal masih dalam penyelidikan pihak berwenang. Pemerintah mengimbau operator transportasi laut untuk meningkatkan standar keselamatan penumpang dan waspada terhadap kondisi cuaca ekstrem.
(Awaludin)