JAKARTA – Aksi massa yang terjadi pada Jumat malam hingga Sabtu pagi meninggalkan kerusakan di sejumlah titik Ibu Kota. Penjarahan, vandalisme, dan pembakaran menjadi jejak bisu dari gelombang demonstrasi yang berlangsung hingga Sabtu dini hari.
Berikut beberapa dampak kerusuhan yang tercatat:
Sejumlah halte di Jalan Jenderal Sudirman rusak dan hangus terbakar. Fasilitas umum yang hancur ini menjadi tontonan para pengendara dan pejalan kaki pada Sabtu pagi. Aksi pembakaran halte terjadi pada Jumat malam.
Tindakan anarkistis ini diduga dipicu oleh tuntutan pembubaran DPR serta kemarahan atas kematian seorang pengemudi ojek online yang diduga dilindas kendaraan taktis (rantis) milik polisi.
MRT Jakarta belum dapat beroperasi secara penuh. Hingga Sabtu siang, MRT hanya melayani rute Lebak Bulus–Blok M.
Pembatasan layanan ini merupakan imbas dari kerusuhan pada Jumat malam. Sejumlah fasilitas, seperti Stasiun MRT Istora, dirusak massa. Mereka memecahkan kaca dan merusak pagar penutup stasiun.
Halte Transjakarta Senen Sentral, Jakarta Pusat, sempat dibakar pada Jumat malam. Sisa-sisa fasilitas yang tidak terbakar kemudian dijarah oleh sekelompok massa.
Belasan orang dilaporkan mengambil besi-besi, kWh meter, hingga generator set (genset) dari halte tersebut.
Massa aksi sempat merobohkan pagar gedung DPR RI sebagai bentuk protes terhadap kenaikan tunjangan anggota dewan. Kejadian ini berlangsung pada Jumat malam.
Saat ini, situasi di sekitar kompleks parlemen telah kondusif. Anggota TNI terlihat turut mengamankan area DPR, dan arus lalu lintas di sekitar lokasi sudah kembali normal.
Dua bus terbakar di depan Markas Gegana, Jakarta Pusat. Selain merusak kantor, massa juga membakar dua bus yang terparkir di pinggir jalan.
Akibat peristiwa ini, arus lalu lintas di sekitar Markas Gegana sempat tersendat karena bangkai bus yang hangus menutup sebagian badan jalan.
(Fetra Hariandja)