Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

DPR AS Rilis 33.000 Halaman Berkas Jeffrey Epstein

Rahman Asmardika , Jurnalis-Rabu, 03 September 2025 |13:05 WIB
DPR AS Rilis 33.000 Halaman Berkas Jeffrey Epstein
Ilustrasi. (Foto: Reuters)
A
A
A

JAKARTA - Sebuah komite Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat (AS) yang dipimpin Partai Republik pada Selasa, (2/9/2025) mengatakan telah merilis lebih dari 33.000 halaman berkas tentang pemodal dan pelaku kejahatan seksual Jeffrey Epstein yang bunuh diri di penjara pada 2019. Langkah ini diambil sebagai upaya pimpinan partai untuk mengakhiri desakan dua anggota parlemen bipartisan agar dilakukan pemungutan suara atas masalah tersebut.

Kasus Epstein telah menjadi masalah politik bagi Presiden dari Partai Republik, Donald Trump, setelah banyak pendukungnya mempercayai serangkaian teori konspirasi seputar Epstein. Jajak pendapat Reuters/Ipsos pada Juli menemukan bahwa mayoritas warga Amerika dan pendukung Trump yakin pemerintah menyembunyikan detail kasus tersebut.

Berkas-berkas yang dirilis pada Selasa sebagian besar berisi dokumen pengadilan dan informasi lain yang telah dipublikasikan sebelumnya.

"Hampir semua yang konon 'dirilis' oleh Partai Republik ... sudah pernah dirilis," kata Perwakilan AS dari Partai Demokrat, Jim McGovern, dari Massachusetts, dalam unggahan di X sebagaimana dilansir Reuters.

Perwakilan AS dari Partai Republik, Thomas Massie, dan Perwakilan Ro Khanna, seorang Demokrat dari California, telah mengusulkan langkah yang mewajibkan Departemen Kehakiman untuk merilis semua catatan Epstein yang tidak dirahasiakan, termasuk yang dipegang FBI dan kantor kejaksaan AS.

Massie dan Khanna akan mengadakan konferensi pers dengan para korban Epstein pada Rabu, (3/9/2025) pagi. Massie mengatakan kepada media Axios pada Selasa bahwa ia akan tetap melanjutkan petisi meski ada dokumen terbaru yang telah dirilis.

 

Ketua DPR dari Partai Republik, Mike Johnson, mengatakan kepada wartawan bahwa petisi Massie "dirancang secara tidak bijaksana" karena tidak memuat bahasa yang dapat melindungi identitas para korban pelecehan seksual Epstein. Johnson juga mengatakan petisi tersebut "tidak relevan" karena pekerjaan Komite Pengawasan dan Reformasi Pemerintah DPR yang sudah merilis ribuan halaman berkas.

"Berkas-berkas itu sudah tidak relevan lagi saat ini, dan saya pikir kita sudah mencapai tujuan yang diinginkan," kata Johnson.

Materi yang dirilis pada Selasa mencakup setidaknya delapan video yang tampaknya merupakan wawancara polisi dengan para korban. Beberapa wawancara diberi stempel waktu dari tahun 2005 dan 2006.

Dalam sebuah video, seorang gadis yang penampilan dan namanya disamarkan mengatakan Epstein membayarnya $350 untuk pijat dan hubungan seksual saat ia berusia 17 tahun. "Dia menyuruh gadis-gadis itu melepas pakaian mereka dan memijatnya," katanya dalam video berdurasi 17 menit itu.

Rekaman lain termasuk audio dari investigasi kriminal Epstein di Florida, yang tampaknya merupakan wawancara dengan seorang korban yang nama dan tanggal lahirnya juga disamarkan.

Komite telah memanggil Departemen Kehakiman dan ahli waris Epstein untuk meminta dokumen, serta memanggil kaki tangan Epstein, Ghislaine Maxwell, untuk memberikan kesaksian.

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement